a. Definisi
Plastik mencakup semua bahan yang mampu dibentuk, mencakup semua bahan sintetik organic yang berubah menjadi plastis setelah dipanaskan, dan mampu dibentuk dibawah pengaruh tekanan. Senyawa kimia organik yang di dibentuk sebagian besar dari elemen karbon ( C ) dan Hidrogen ( H ) dan elemen-elemen lain seperti oksigen dan Nitrogen. Sehingga plastik merupakan material organis yang merupakan :
- Terbentuk dari molekul
- Diolah melalui proses kimia dan nature produk
- Melalui proses sintesa dan material-material lainnya.
Sifat plastik dipengaruhi oleh cara atom bersenyawa membentuk molekul dan tergantung dari molekul-molekul yang menyusunnya serta cara molekul itu bersatu.Molekul dalam plastik menyatu menjadi sebuah rangkaian panjang yang disebut polimer.
Bahan plastik terdapat dari batu bara dan minyak bumi, melalui menara fraktioer dihasilkan 4% plastik (PE, dan PVC). Dimana cara pembentukan makromolekul melalui :
a. Polymerisasi yaitu menyatukan beberapa molekul yang serupa, diamana membentuk molekul besar polymerisate contohnya PVC, PS, PMMA, PE.
b. Polykondensasi yaitu ikatan beberapa molekul membentuk makromolekul yang besar melalui proses pemisahan salah satu atom untuk mengikat molekul kecil, contohnya PA, PC .
b. Metoda Pengerjaan Plastik Secara Umum
Secara umum metoda pengerjaan plastik terbagi menjadi tiga jenis, namun yang akan di bahas nantinya hanya dua jenis, yaitu thermosetting dan thermoplastik.
a). Thermoplastik,
Thermoplastik yaitu bahan plastic yang bersifat lentur bila dipanaskan atau dibentuk dengan panas, dapat didaur ulang, dapat diproses kembali dengan pemanasan dan penekanan menjadi bentuk baru. Contoh dari plastic thermoplastic adalah acetal, acrylic, cellulose acetate, nylon, polyethylene, polystyrene, vinyl dan nylon.
Thermoplastic elastomers atau TPE adalah material thermoplastic yang bersifat fleksibel meskipun dalam kondisi dingin.
b). Thermosetting
Thermosetting berbeda dengan thermoplastic yakni tidak dapat digunakan lagi jika telah dibentuk. Sifat lain yang dimiliki oleh thermosetting adalah dapat menahan panas yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai isolator panas. Contoh dari plastic jenis thermosetting adalah amino, epoxy, phenolic, polyesters, butyl, latex, neoprene, nitrile, polyurethane dan silicon.
c). Elastomer
Elastomer bersifat fleksibel yang dapat ditarik sekitar dua kali panjang awalnya pada temperature kamar dan dapat kembali pada panjang awal ketika dilepaskan. Contoh dari plastic jenis elastomer adalah karet. Selain itu juga dapat digunakan sebagai additive (penambah) untuk meningkatkan kekuatan terhadap impact (benturan).
c. Proses Pengerjaan Pada thermoplastik
1) Mesin Injeksi
Pengerjaan dengan cara ini adalah untuk membuat produk dari plastik dalam jumlah besar. Mesin cetak injeksi mirip dengan mesin pengecoran cetak (die casting). Bahan termoplastik yang tadinya berbentuk butiran dicairkan lalu diinjeksikan dalam rongga cetakan di mana bahan membeku. Bahan ini dapat diubah berulang kali dari bahan padat menjadi cairan tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan susunan kimia, oleh karena itu bahan ini sangat sesuai untuk pemrosesan yang cepat.
Kapasitas mesin cetak injeksi tergantung pada besar gaya tekan pada cetakan dan banyaknya bahan yang yang dapat diolah per siklus. Umumnya mesin cetak injeksi mempunyai gaya tekan yang berkisar antara 0,4 hingga 22 MN, dan jumlah bahan yang dapat dicetak bervariasi antara 1 gram sampai 9 kg.
Gambar Contoh mesin cetak injeksi untuk plastik
Gambar di atas merupakan skema yang menggambarkan operasi mesin cetak injeksi.
Bahan cetak diumpamakan di bawah pengaruh gaya gravitasi dari pengumpan (hopper) melalui alat pengukur, langsung masuk ke dalam ruang pemanas, dimana bahan mengalami plastisasi. Selanjutnya diinjeksikan ke dalam cetakan tertutup di bawah tekanan yang cukup besar. Produk cetakan di bawah pengaruh tekanan yang cukup besar. Produk cetak akan mengeras dalam rongga cetakan di bawah pengaruh pendinginan air yang bersirkulasi melalui- saluran-saluran dalam cetakan. Suhu ruang pemanas pada cetakan diatur antara 120-260°C, tergantung pada bahan dan besarnya cetakan yang digunakan.
Pada beberapa jenis mesin cetak, proses injeksi untuk bahan termoplastik menggunakan mesin ulir umpan-balik, menggantikan mesin penekan dari pengumpan bahan dialirkan ke skrupo yang berputar yang membawa bahan ke bagian depan dari tabung ekstrusi.
Panas dihasilkan oleh pemanas listrik yang mengelilingi silinder skrup ditambah panas gesekan yang ditimbulkan skrup yang berputar. Skrup berputar terus dan bahan yang terplastisir masuk ke dalam cetakan. Bahan tersebut akan berada di situ sampai membeku. Suatu katup akan menghalangi bahan masuk kembali ke dalam silinder ekstrusi. Keunggulan cetak injeksi termoplastik diantaranya :
a. Jauh lebih cepat dibandingkan cetak tekan .
b. Cetakan berada pada suhu tetap biasanya 75 sampai 95°C .
c. Siklus produksi berkisar antara dua sampai enam cetakan per menit .
d. Harga cetakan lebih murah karena lebih sederhana .
e. Berbagai bentuk produk, baik rumit maupun yang tipis dapat dihasilkan.
f. Pemakaian bahan hemat karena spru dan saluran masuk dapat digunakan kembali.
Press dingin
Pada pengerjaan ini biasanya resin + pengeras + katalisator sudah menjadi satu.
Bahan tersebut dicetak pada suatu cetakan press dan dibiarkan dalam temperatur ruang. Untuk pengerasan cepat dapat dibantu dengan temperatur sampai 60°C. Biasanya bahan untuk proses pengerjaan ini berupa lembaran.
Gambar Pengerjaan plastik dengan press dingin
Press panas
Pada prinsipnya prosesnya sama dengan proses press dingin. Tetapi bahan yang digunakan disini adalah resin + pengeras + panas. Jadi bukan katalisator seperti pada press dingin. Panas yang dibutuhkan adalah 90°- 110°C , dan cetakan yang digunakan adalah dari aluminium, baja, besi tuang.
Injeksi press
Pengerjaan dengan injeksi press ini menggunakan mesin otomatis, dimana bahan akan dicetak disimpan dalam suatu tempat penyimpanan diinjeksikan melalui gate (lubang masukan) kedalam cetakan tertutup yang dipanaskan untuk dipress.
Gambar Pengerjaan plastik dengan injeksi press
Injeksi tuang
Pengerjaan dengan injeksi ini persis sama dengan pengerjaan injeksi untuk Thermoplastik. Untuk pengerjaan ini dibutuhkan temperatur cetakannya antara 1450 sampai 180°C. Tekanan injeksinya 50.
Gambar Pengerjaan plastik dengan injeksi tuang
2) Blow Moulding
Untuk pengerjaan cetak tiup ini dibutuhkan mesin ekstrusi dan cetakan. Terutama dimanfaatkan untuk membuat wadah berdinding tipis dari bahan resin termoplastik. Suatu silinder bahan plastik yang diseparison diekstrusi secepat mungkin dan dijepit pada ujung cetakan belah seperti terlihat pada gambar 2.5 di bawah ini.
Gambar Mesin cetak tiup
Pada waktu cetakan ditutup parison dipotong akibat tekanan udara yang memadai akibat tertekan ke permukaaan cetakan. Cetakan harus mempunyai saluran udara yang memadai agar permukaan poroduk mulus. Segera setelah produk cukup dingin, cetakan dibuka dan produk dikeluarkan. Proses cetak tiup mirip dengan proses pembuatan botol dalam industri gelas.
Pada gambar diatas ini tampak sebuah mesin untuk membuat botol secara kontinu. Suatu pipa yang terbuat dari bahan termoplastik diekstrusi dalam cetakan yang terbuka. Kedua ujung pipa plastik tersebut terjepit dan tertutup dan udara tekan dialirkan ke dalam pipa kosong tersebut melalui pipa kosong tersebut melalui pipa pusat dalam kepala cetakan. Contoh produk cetak tiup diantaranya botol,pelampung, kemasan untuk bahan kosmetik, botol detergen cair, botol air panas, dll. Bahan baku yang digunakan dalam proses cetak tiup diantaranya polietilin, asetan selulosa, polipropilen dan asetan selulosa.
3) Ekstrusi
Pada prinsipnya semua Thermoplastik dapat diekstrusi, tetapi disini berlaku thermoplastik yang mempunyai viskositas tinggi. Di bawah ini merupakan prinsip kerja ekstrusi.
Gambar prinsip kerja ekstrusi
Gambar Bagian-bagian mesin ekstrusi
Pertama-tama Thermoplastik baik berupa tepung atau granulat dilelehkan pada Ekstruder (1), kemudian diinjeksikan melalui cetakan (2), setelah keluar dari cetakan yang sesuai dengan profil yang diinginkan dinasukkan ke dalam alat kalibrasi (3).
Keluar dari alat kalibrasi masuk tangki air (4) untuk didinginkan, setelah dingin dimasukkan ke ban penarik (5) kemudian dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang diminta pada alat potong (6) dan disusun pada alat penyusun (7).
Suatu proses yang dikenal dengan nama pelapisan ekstrusi digunakan secara meluas untuk melapisi kertas, kain, dan lembaran logam. Bahan thermoplastik diekstrusi melalui cetakan yang pipih (lihat gambar di bawah ini) pada lembaran kertas/kain atau logam yang bergerak dibawahnya, lapisan yang diekstrusi yang masih lunak, melekat pada lapisan bawahnya kemudian ditekan oleh rol karet pada rol logam.
Sisi lapisan dipotong sebelum digulung. Meskipun setiap bahan thermoplastik dapat diekstrusi untuk pelapis, bahan yang paling banyak digunakan adalah vinil, polietilen, dan polipropilen. Proses lapis ekstrusi lainnya yang penting juga adlah penyalutan isolasi pada kawat dan kabel.
Roll
Tidak hanya metal yang dapat diroll, Thermoplastik pun dapat dikerjakan dengan cara ini. Secara prinsip semua Thermoplastik dapat dikerjakan dengan cara ini. Tetapi pada kenyataannya Thermoplastik yang banyak dikerjakan dengan sistim roll ini adalah PVC keras,PVC lunak,PS,ABS,PE,PP.
Bentuk Roll
Biasanya Roll untuk pengerjaan lembaran ini terdiri dari 4 atau 5 roll utama. Susunan dari roll ini ada bermacam – macam , yaitu susunan I, L, F, dan Z.
Gambar Skema letak roll dalam pengerjaan plastik
Prinsip kerja mesin Roll.
Termoplastik dilelehkan pada ekstuder kemudian diekstrusi keluar. Plastic yang diekstrusi ini dipindahkan pada ban berjalan dan di-roll awal. Dan roll ini dipindahkan pada ban berjalan lagi, dibawa pada alat pengaduk, keluar dari alat ini dipindakan dengan ban berjalan kemesin rollnya.
Di mesin ini Thermoplastic diroll sesuai dengan ukuran yang diinginkan dan dilakukan pada roll penarik kemudian didinginkan pada roll pendingin dan kemudian digulung.
Ekstrusi plastik lembaran tiup
Untuk pembuatan kantong plastik dimana bahan dasarnya adalah plastik lembaran yang tepinya tanpa sambungan, atau seperti selang besar yang tipis. Biasanya bahan yang diproses cara ini adalah PE, PP, PVC, dan PS. Pembuatan lembaran ini menggunakan mesin ekstrusi tiup.
GambarMesin ekstrusi tiup
Cara kerjanya :
Thermolastik pertama kali dilelehkan pada ekstruder (1) kemudian diinjeksikan pada alat tiup (3). Kemudian didinginkan pada ring pendingin (4). Setelah didinginkan Thermoplastik mengembung karena ada udara yang ditiupkan dan ditarik keatas kemudian dilipat dengan roll (5) dan ditarik kebawah akhirnya digulung pada penggulung.
Cara kerja mesin injeksi :
Cetakan plastik yang digunakannya ini terdiri dari dua bagian. Yaitu bagian tetap dan bagian yang bergerak. Cetakan bagian yang tetap akan dicekam pada meja mesin yang tetap, sedang cetakan bagian yang bergerak akan dipasang pada meja mesin yang dapat bergerak maju mundur, dalam hal ini akan membuka dan menutup kedua belah cetakan plastik tadi.
Penginjeksian berlangsung pada saat cetakan tertutup. Setelah penginjeksian akan ada tekanan berikutnya yang disebut “back pressure” supaya tidak ada tekanan balik dari cetakan dan untuk memadatkan struktur plastik. Setelah proses ini berlangsung beberapa detik, maka ada proses pendinginan. Proses pendinginan inipun berlangsung beberapa detik dan kemudian cetakan membuka, setelah membuka produk yang ada dalam cetakan akan didorong jatuh. Kemudian cetakan akan kembali menutup untuk penginjeksian selanjutnya. Satu putaran proses tersebut disebut siklus injeksi.
4) Vacum Forming (Thermo forming)
Proses pemberian bentuk vakum (vaccum snappack forming) seperti pada gambar x di bawah ini. Setelah lembaran plastik dipanaskan dijepit, ruang cetakan divakumkan, akibatnya lembaran tersebut tertarik kebawah, lihat garis putus. Cetakan atas kemudianditekankan pada lembaran yang akan dibentuk. Vakum ditiadakan dengan perlahan-lahan yang menyebabkan lembaran tersebut kembali kecetakan atas.
Gambar Pemberian bentuk vakum
Pada gambar c dipaparkan cara pemberian bentuk pada lembaran dengan menggunakan tekanan udara. Di sini lembaran yang telah dipanaskan ditiupkan pada permukaan cetakan. Proses ini digunakan
untuk membuat produk yang rumit yang tidak memerlukan ketelitian yang ketat. Cacat permukaan yang tidak terlalu mencolok masih diperbolehkan. Dengan menggunakan pelumas sintetis khusus dalam cetakan, kecenderungan untuk terjadi cacat permukaaan dapat ditekan.Pada pembentukan selubung (drape forming), lembaran plastik dijepit kemudian direntangkan di atas permukaaan cetakan, atau cetakan ditekankan ke dalam lembaran tadi. Contoh produk dari proses thermoforming ini, diantaranya: tempat penyimpanan telur, bungkus tablet, tempat jelly, pintu bagian dalam interior mobil,dll.
5) Pembentukan lembaran plastik (Calendaring)
Penggilingan (Calendaring) adalah proses pembuatan lembaran yang tipis dengan cara mendesak bahan termoplastik di antara rol seperti pada gambar di bawah ini. Bahan yang terdiri dari resin, plastisor, pengisi dan zat pewarna diaduk dan dipanaskan sebelum diumpankan ke dalam penggilingan. Tebal lembaran yang dihasilkan tergantung pada sela antara kedua rol yang mendesak plastik tersebut dan pada kecepatan rol penyeles yang merentang plastik tersebut. Sebelum lembaran digulung, plastik melalui rol yang didinginkan dengan air.Film dan lembaran vinil, polietilindan asetat selulosa dan ubin vinil dibuat dengan cara karet vulkanisir mentah untuk memvulkanisir ban. Contoh produk dari proses pengerjaan ini, diantaranya: plastik film mobil, taplak meja, karpet (alas) plastik,dll.
Gambar Pembuatan lembaran dengan proses penggilingan
6) Rotational Casting (Roto Casting)
Pada cetak rotasi suatu cetakan yang berdinding tipis berputar melalui dua sumbu secara serempak. Sumbu pertama dan kedua tegaki lurus sesamanya. Setelah diisi bahan plastik, sambil berputar cetakan dipanaskan, hal ini menyebabkan partikel meleleh pada bagian dalam cetakan membentuk lapis dan lapisan hingga akhirnya bahan menjadikan rotasi dengan dua sistem pemasangan cetakan.
Skema alat untuk proses cetakan rotasi dengan dua sistem pemasangan cetakan.
Gambar Skema alat untuk proses cetakan
Metode serbuk rotasi berbeda dengan proses cetak lainnya, pada proses cetak lainnya diperlukan panas dan tekanan untuk plastisitasi resin sedang dalam proses serbuk rotasi hanya memerlukan pemanasan cetakan.
Cetakan aluminium cor yang tipis dapat digunakan dalam cetakan rotasi, begitu pula tembaga yang dibentuk secara elektro atau lembaran logam. Bagian harus rapat sambungannya sehingga cairan tidak dapat memasuki cetakan dan menyebabakan pelengkengungan. Kedua sumbu cetakan biasanya dijalankan oleh motor yang berbeda; biasanya dengan perbandingan 3:1 antara sumbu utama dan sumbu tambahan. Kecepatan putar sumbu utama biasanya kurang dari 18 ppm sedang suhu cetakan berkisar antara 260 sampai 370º. Prinsip cetakan rotasi dapat dilihat dalam gambar 2.1.
Gambar Skema sistem cetak dengan lengan-putar
Pada gambar sebelah kiri terlihat cetakan tunggal, sedang pada lainnya mpat cetakan dirakit pada satu lengan. Lengan dipasang sedemikian sehingga dapat dimasukkan ke dalam ruang pendingin. Sumbu dan cetakan dapat berputar 90ºC, dari dapur pemanas dan ruang pendingin.
Penambahan ruang pendingin kedua dan gerak putar (garis terputus-putus) mengurangi waktu siklus cetak. Beberapa desain lainnya mempunyai motor dan sumbu putar pada trak sehingga dapat digerakkan ke luar masuk dapur, ruang pendingin dan tempat pengeluaran.
Keunggulan dari cetak rotasi diantaranya :
a. Biaya investasi yang rendah.
b. Fleksibilitas yang memungkinkan dibuatnya berbagai jenis produk pada mesin yang sama.
c. Biaya peralatan yang murah.
d. Benda cetak yang tertutup seluruhnya maupun yang terbuka ujung-ujungnya.
e. Detil yang tajam.
f. Penyelesaian permukaaan yang halus dan biaya produksi yang rendah
Produk dengan menggunakan cetak rotasi dari serbuk dapat mencapai ukuran yang cukup besar. Sebagai contoh: kursi anak-anak, drum untuk menyimpan bahan makanan berkapasitas 0,2 m³, kotak gramafon, pelindung mesin, tempat sampah dan tangki bahan bakar. Perangkat mesin yang sama dapat digunakan untuk mencetak serbuk termoplastik atau plastisol.
7) Foaming (Expanding)
Plastik dapat dibusakan/dileburkan (Foaming) dalam beberapa cara. Plastik yang telah dibusakan merupakan selular atau pelemuran plastik, memiliki banyak kegunaan yang sangat penting.
Gambar Skema daur ulang dengan proses foaming
Langkah-langkah pembuatan plastik dengan foaming pertama-tama adalah udara dikocok dan dimasukan ke dalam dispersi plastik, yang kemudian akan mengeras karena panas atau keadaan katalik dari keduanya.
Kemudian cairan dengan titik didih rendah dimasukan juga dan bercampur akibat panas. Gas karbon dioksida akan dihasilkan dalam plastik akibat reaksi kimia. Kemudian gas nitrogen, dilarutkan juga dalam plastik di bawah tekanan dan akan meluas dengan pengurangan tekanan ketika peleburan terjadi. Maka terbentuklah manik-manik berongga kecil yang tertanam dalam matriks resin.
Gambar Contoh mesin foaming
Produk yang dihasilkan dari proses foaming adalah styrofoam, plastik polistiren.
Gambar Produk hasil foaming
8) Spinning
Spinning, sebagaimana proses yang digunakan untuk fiber alami, dengan cara menggulung fiber-fiber pendek menjadi panjang secara berkelanjutan. Dalam industri fiber modern, cara ini digunakan untuk semua proses produk yang berkelanjutan. Suatu fiber dapat didefinisikan sebagai sebuah unit yang memiliki panjang sekurang-kurangnya 100 kali diameternya. Satu individu dari panjang yang berkelanjutan disebut filamen.
Gulungan bersama-sama beberapa filamen menjadi satu disebut benang filamen. Proses pabrikasi utama pembuatan fiber adalah spinning. Dalam beberapa kasus polimer akan meleleh atau larut dalam larutan pelarut dan dihasilkan bentuk filamen.
Gambar Proses pengerjaan dengan Spinning
Skema 3 jenis pengerjaan Spinning
Gambar Penggulungan fiber dalam Spinning
Contoh Produk yang dihasilkan dari proses Spinning adalah jaring, benang
layangan, jala ikan .
9) Blown Film
Blown film extrusion adalah proses pembuatan lembaran plastic untuk kebutuhan pengepakan di industry. Mesin ini memproses plastic dengan cara menarik plastic melalui circular die, dan metode ini adalah metode umum dalam pembuatan plastic yang dapat digunakan untuk menghasilkan bermacam macam jenis pengepakan dan laminasi. Plastik cair ditarik melalui sebuah die di dalam mesin untuk dibentuk manjadi sebuah pipa yang tipis. Pipa tipis ini akan ditiup oleh udara sehingga pipa ini seperti balon, lembaran panas dari plastic kemudian didingainkan dengan menggunkan udara dingin dan kemudian diratakan. Jenis resin yang digunakan adalah HDPE, LLDPE, LDPE, dll.
Diagram pengerjaan plastik dengan blown mold
Contoh mesin blown mold
Contoh produk hasil blown mold
d. Proses Pengerjaan Pada Thermosetting
1) Hand Lay Up
Proses ini adalah proses pengerjaan yang termurah, dimana disini kita hanya membutuhkan model sebagai cetakan dan beberapa peralatan lainnya seperti kwas, Roll busa, Roll grip terbuat dari PTFE, PE, atau Alumunium.
Cara mengerjakannya:
Siapkan cetakan. Cetakan biasanya terbuat dari kayu, gips, atau metal.
Lapisi cetakan dengan bahan pemisah. Bahan pemisah ini nanti akan menjaga jangan sampai resin melekat pada cetakan.
Lapisi cetakan dengan resin dengan menggunakan kwas.
Setelah resin, lapiskan potongan serat gelas dalam bentuk lembaran, ditekan juga dengan menggunakan roll.
Untuk mendapatkan ketebalan yang diinginkan tinggal mengulang urutan seperti diatas, hanya tidak perlu lagi melapiskan bahan pemisah. Pengerasannya pada temperatur kamar atau dalam ruangan khusus yang dipanaskan pada 40-60ºC.
Adapun ciri-ciri dari proses pengerjaan ini, diantaranya: untuk produk dengan jumlah yang sedikit, bagian luar produk halus, dan bagian dalam produk tidak presisi. Sebagai contoh: papan luncur/perosotan, bak mandi, kursi pada bus,dll.
2) Reaction Injection Moulding (RIM)
Untuk pengerjaan dengan proses injeksi ini dibutuhkan cetakan tertutup. Kemudian dengan vakum atau dengan tekanan campuran resin diinjeksikan kedalam cetakan. Pengerasan bisa dengan suhu kamar atau langsung bila cetakannya dari metal dipanaskan pada cetakannya.
Gambar Pengerjaan plastik dengan RIM
3) Cetak Tekan (Compression Moulding)
Prinsip cetak tekan dapat dilihat pada gambar,sejumlah bahan dimasukan dalam cetakan logam yang telah dipanaskan terlebih dahulu.Ketika cetakan ditutup, bahan yang telah lunak tertekan sehingga mengalir mengisi rongga cetakan. Bahan yang digunakan dapat berupa serbuk atau tablet pembentuk.Tekanan yang lazim digunakan berkisar antara 0,7 sampai 55 Mpa, tergantung pada bahan yang digunakan dan bentuk produk.
Suhunmya berkisar antara 120 hingga 205°C. Panas sangat penting bagi termoseting, karena pertama-tama diperlukan untuk plastisasi, kemudian untuk polimerisasi atau pengerasan. Serbuk uintuk dipanaskan secara merata suatu hal yang cukup sulit karena daya hantar panas bahan tidak baik. Suatu siklus pemanasan dan pendinginan cetakan yang cepat akan menimbulkan kesulitan. Produk mungkin cacat sewaktu dikeluarkan bila pendinginan cetakan tidak sempurna. Ada berbagai macam jenis mesin press hidrolik mulai dari yang
dikendalikan oleh tangan sampai dengan yang otomatis. Fungsi dari pres ialah memberikan tekanan dan panas yang ckp sekaligus sehingga terjadi plastisasi yang sempurna dari bahan. Panas yang diperlukan dapat dialirjkan melalui pelat pemanas, atau langsung dari ua, cairan yang dipanaskan, listrik, atau arus berfrekuensi tinggi.
Gambar Proses dengan reaction injection molding
4) Cetak Transfer (Transfer Moulding)
Pada cetak transfer, serbuk termoseting atau benda prabentuk diletakan pada tempat tersendiri atau dalam ruang tekanan di atas ronnga cetakan.Pada proses ini bahan mengalami plastisasi akibat panas dan tekanan dan di injeksikan ke dalam rongga cetakan, sebagai cairan panas, disini bahan tersebut kemudian mengalami pengerasan.
Gambar Proses cetak transfer
5) Spraying
Pengerjaan plastik dengan cara spraying menggunakan suatu alat penyemprot yang dikendalikan oleh seorang operator atau control computer, dan hal ini merupakan hal yang cukup popular yang digunakan sejak pertengahan abad 21. Hal ini dimungkinkan dengan secara hati-hati meregulasikan deposit material dan akan sangat efektif dalam pembentukan plastik di industry.
Pembuatan produk dengan cara spraying sering digunakan sebagai komponen pendukung untuk struktur solid dan aplikasi lainnya. Alat penyemprot itu sendiridilengkapi dengan mekanisme yang dapat memotong serat fiber menjadi helaianyang kemudian didistribusikan sepanjang permukaan cetakan. Kemajuan teknologi dengan cara spraying telah terbukti lebih efisien dan merupakan sistem yang lebih bersih, dengan mengurangi emisi stirena, kapasitas penyemprotan yang lebih besar dan keseragaman lebih baik diantara polam penyemprotan. Alat penyemprot dihasilkan dengan konfigurasi yang bermacam-macam dengan kemampuan yang berbeda--beda.
Gambar Pengerjaan plastik dengan cara spraying
6) Casting (Pengecoran)
Bahan termoset yang dicor antara lain adalah phenol, polyester, epoksi dan resin alyl. Yang terakhir ini sangat cocok untuk lensa optik dan penggunaan lainnya yang memerlukan plastik yang sangat jernih. Resin ini mudah dicor karena memiliki sifat fluiditas yang baik. Akrilik digunakan untuk mengecor benda yang tembus cahaya dan lembaran.
Plastik di cor apabila jumlah tidak seberapa. Sering kali dibuat cetakan terbuka dari timah hitam dengan menceluokan mandril baja dengan bentuk tertentu dalam timah hitam cair yang kemudian dilepaskan setelah membeku. Dapat digunakan inti timah hitam, adukan semen atau karet bila diperlukan. Cetakan yang kosong dibuat dengan cara pengecoran ‘slush-casting’ :yaitu bahan baku dituang dalam cetakan, lalu kelebihannya dikeluarkan kembali.
Benda padat dapat dibuat dengan menggunakan cetakan dari adukan semen,gelas, kayu, logam, atau karet sintetis.Cetakan, baik untuk proses kompresi atau proses injeksi dibuat dari baja yang telah mengalami perlakuan panas. Pembuatan cetakan memerlukan pemesinan dan presisi yang sama dengan cetakan untuk pengecoran tekan pada logam terdapat perbedaaan dalam konstruksi karena ciri khas bahan yang diproses, diantaranya :
a. Diperlukan tirus dan sudut-sudut untuk memudahkan pengeluaran benda dari cetakan.
b. Pen ejector hendaknya ditempatkan di titik-titik dimana jejak pen tersebut tidak menggangu.
Plastik menglami penyusutan antara 0,003 hingga 0,009 per milimeter (0,3-0,9%), itupun tergantung pada jenis bahan dan cara pemrosesan.
Cetakan injeksi terdiri dari dua bagian, satu bagian yang terpasang dan bagian lainnya yang dapat digerakan. Permukaaan kedua bagian ini diselesaikan dengan teliti dan saling menutupi dengan tepat. Ruang cetak harus sentral terhadap saluran turun pada cetakan tetap sehingga bahan dari tekanan diteruskan secara merat. Pen pemandu dilekatkan pada belahan cetakan. Namun, sebaliknya diusahakan agar bagian luar dari benda cetak terdapat di belahan cetakan tetap.
Pada proses pendinginan bahan cenderung menyusut dan terlepas dari dinding cetakan, produk kemudian dapat dikeluarkan bila cetakan dibuka. Produk yang masih melekat pada inti belahan cetakan yang dapat bergerak, dikeluarkan dikeluarkan dengan menggerakan mekanisme ejector. Pada cetakan injeksi terdapat saluran pendingin pada kedua belahan cetakan agar dapat dijaga suhu benda cetak yang uniform yang umumnya terbuat dari bahan termoplastik. Bahan didesak masuk ke dalam cetakan di bawah tekanan 30 sampai 275Mpa dan memasuki ruang cetak pada suhu sekitar 50°C. Benda dikeluarkan oleh pen ejector atau pelat setelah cetakan terbuka.Inti yang diperlukan diletakan pada belahan cetakan yang bergerak.
Gambar Skema perubahan sistem plastisol dari dispersi liquid ke solid
Karena penyusutan, ada kecenderungan dari produk untuk melekat pada inti, sehingga memudahkan pengeluarannya dari belahan cetakan tetap ketika cetakan dibuka.
Saluran udara yang memungkinkan keluarnya udara yang terperangkap sangat kecil dan sehingga memudahkan keluarnya udara dengan cepat.
Recent Articles
Tuesday, August 16, 2011
INDUSTRI PLASTIK
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment