Sejarah Industri Karet
Pada dasarnya karet bisa berasal dari alam yaitu dari getah pohon karet (atau dikenal dengan istilah latex), maupun produksi manusia (sintetis). Saat pohon karet dilukai, maka getah yang dihasilkan akan jauh lebih banyak. Sumber utama getah karet adalah pohon karet Para Hevea Brasiliensis (Euphorbiaceae). Saat ini Asia menjadi sumber karet alami. Awal mulanya karet hanya hidup di Amerika Selatan, namun sekarang sudah berhasil dikembangkan di Asia Tenggara. Kehadiran karet di Asia Tenggara berkat jasa dari Henry Wickham. saat ini, negara-negara Asia menghasilkan 93% produksi karet alam, yang terbesar adalah Thailand, diikuti oleh Indonesia, dan Malaysia.
Karet sintetik berkembang pesat sejak berakhirnya perang dunia kedua tahun 1945. Saat ini lebih dari 20 jenis karet sintetik terdapat di pasaran dunia. Sifat-sifat, spesial karakteristik dan harga karet sangat bervariasi. Pengetahuan tentang keuntungan dan kekurangan karet sangat membantu dalam pemilihan karet termurah dan cocok dengan spesifikasi penggunaannya.
Sebelum perang dunia kedua, hanya karet alam tersedia dalam jumlah besar di pasaran dunia. Dengan berkembangnya kebutuhan manusia seiiring dengan berkembangnya pengetahuan, sangat dirasakan keterbatasan dari karet alam, antara lain tidak tahan pada suhu tinggi. Pengembangan karet sintetik sesudah perang dunia kedua lebih banyak ditujukan untuk memperoleh karet yang sifat-sifatnya tidak dimiliki oleh karet alam, antara lain karet tahan minyak, karet tahan panas, dll
Karet alam adalah jenis karet pertama yang dibuat sepatu. Sesudah penemuan proses vulkanisasi yang membuat karet menjadi tahan terhadap cuaca dan tidak larut dalam minyak, maka karet mulai digemari sebagai bahan dasar dalam pembuatan berbagai macam alat untuk keperluan dalam rumah ataupun pemakaian di luar rumah seperti sol sepatu dan bahkan sepatu yang semuanya terbuat dari bahan karet.
Struktur dasar karet alam adalah rantai linear unit isoprene (C5H8) yang berat molekul rata-ratanya tersebar antara 10.000 - 400.000. Sifat-sifat mekanik yang baik dari karet alam menyebabkannya dapat digunakan untuk berbagai keperluan umum seperti sol sepatu dan telapak ban kendaraan. Pada suhu kamar, karet tidak berbentuk kristal padat dan juga tidak berbentuk cairan.
Perbedaan karet dengan benda-benda lain, tampak nyata pada sifat karet yang lembut, fleksibel dan elastis. Sifat-sifat ini memberi kesan bahwa karet alam adalah suatu bahan semi cairan alamiah atau suatu cairan dengan kekentalan yang sangat tinggi.Namun begitu, sifat-sifat mekaniknya menyerupai kulit binatang sehingga harus dimastikasi untuk memutus rantai molekulnya agar menjadi lebih pendek. Proses mastikasi ini mengurangi keliatan atau viskositas karet alam sehingga akan memudahkan proses selanjutnya saat bahan-bahan lain ditambahkan.
Banyak sifat-sifat karet alam ini yang dapat memberikan keuntungan atau kemudahan dalam proses pengerjaan dan pemakaiannya, baik dalam bentuk karet atau kompon maupun dalam bentuk vulkanisat. Dalam bentuk bahan mentah, karet alam sangat disukai karena mudah menggulung pada roll sewaktu diproses dengan open mill/penggiling terbuka dan dapat mudah bercampur dengan berbagai bahan-bahan yang diperlukan di dalam pembuatan kompon.
Dalam bentuk kompon, karet alam sangat mudah dilengketkan satu sama lain sehingga sangat disukai dalam pembuatan barang-barang yang perlu dilapis-lapiskan sebelum vulkanisasi dilakukan. Keunggulan daya lengket inilah yang menyebabkan karet alam sulit disaingi oleh karet sintetik dalam pembuatan karkas untuk ban radial ataupun dalam pembuatan sol karet yang sepatunya diproduksi dengan cara vulkanisasi langsung.
Pemanfaatan karet alam di luar industri ban kendaraan masih relative kecil, yakni kurang dari 30 persen. Selain itu industri karet di luar ban umumnya dalam skala kecil atau menengah. Sementara itu industry berbasis lateks pada saat ini nampaknya belum berkembang karena banyak menghadapi kendala. Kendala utama adalah rendahnya daya saing produkproduk industri lateks Indonesia bila dibandingkan dengan produsen lain terutama Malaysia.
Industri kecil menengah barang jadi karet secara umum masih memerlukan pembinaan dalam pengembangan usahanya. Industri barang jadi karet dibangun atas sekumpulan usaha/perusahaan yang bergerak dalam penyediaan bahan baku utama karet alam/sintetik, bahan bantu dan pembuat cetakan (molding) serta ditunjang beberapa institusi pendukung yang bergerak dalam bidang jasa penelitian dan pengembangan, regulasi, perdagangan, angkutan, keuangan dan jasa lainnya.
Dalam operasionalnya, pengrajin industri kecil barang jadi karet menjalin hubungan secara interpersonal dengan usaha lainnya baik dalam pengadaan bahan baku maupun dalam sistem pemasarannya. Dalam pengadaan bahan baku, pengrajin industri kecil barang jadi karet terutama menjalin hubungan secara informal dengan pabrik kompon sebagai bahan baku utama. Hal ini dilakukan karena industri kecil belum memiliki kemampuan membuat kompon. Demikian juga dalam pemasaran produk. pengrajin industri kecil barang jadi karet biasanya menjadi vendor dari suatu perusahaan besar seperti pabrik otomotif atau pabrik elektronik, menjual ke toko secara langsung atau menggunakan pedagang perantara.
Seringkali industri kecil ini beropersi dengan mengadalkan pesanan (captive market). Industri kecil barang jadi karet pada umumnya dikelola dalam bentuk industri rumah tangga secara informal. Pengrajin barang jadi karet, dalam operasional usahanya berjalan secara soliter, dalam arti hampir tidak terjadi interaksi antar pengrajin. Pengrajin pada umumnya tidak berminat dan menganggap tidak ada manfaatnya tergabung dalam asosiasi atau koperasi.
Pengrajin barang jadi karet menggunakan teknologi yang sangat sederhana, yakni tertumpu pada proses pencetakan dan vulkanisasi (pemasakan) pada kompon yang dibeli dari perusahaan pembuat kompon. Dengan demikian seluruh pengrajin barang jadi karet sama sekali tidak berhubungan dengan teknologi kompon (compounding). Vulkanisasi menggunakan panas yang bersumber dari kompor tradisional. Suhu untuk pemasakan dan lama waktu pemasakan benar-benar didasarkan atas pengalaman yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga didapatkan parameter suhu dan waktu pemasakan yang dianggapnya paling tepat.
Mutu produk barang jadi karet yang dihasilkan yang diamati secara visual. Produk barang jadi karet yang dihasilkan oleh para pengrajin dapat sampai ketangan konsumen melalui tiga saluran utama yakni melalui mitra, broker (sering juga disebut sebagai pengorder) atau melalui kedua saluran tersebut di atas. Mitra pengrajin dalam sistem pemasaran produk barang
jadi karet pada umumnya adalah perusahaan pengadaan suku cadang untuk industri elektronik dan otomotif dari merek-merek terkenal. Kerjasama dengan mitra dilakukan secara informal atas dasar saling percaya tanpa adanya suatu ikatan kontrak formal. Harga barang karet untuk suatu komponen tertentu dijual ke konsumen akhir oleh mitra. setelah dikemas merek terkenal, dengan harga berlipat dari harga jual di tingkat pengrajin.
Industri Barang Karet
Karet alam maupun karet sintetik tidak dipergunakan dalam keadaan mentah, antara lain karena tidak kuat dan sebagian mudah teroksidasi. Selanjutnya karet mentah mengalami perubahan bentuk yang tetap bila ditarik atau ditekan, yaitu tidak bisa kembali kebentuk semula. Dengan kata lain karet mentah tidak elastis.
Karet yang tidak elastis cenderung sulit untuk dimanfaatkan lebih jauh, oleh karena itu karet mentah harus terlebih dahulu diproses dengan perlakuan-perlakuan tertentu serta penambahan bahan-bahan kimia tertentu untuk memperoleh suatu kompon.
Kompon merupakan campuran karet dengan bahan-bahan kimia yang mempunyai komposisi tertentu dengan cara pencampuran digiling pada suhu tertentu, kompon karet dapat dibuat pada mesin giling 2 rol atau pada mesin pencampur tertutup (Banbury mixer, Internal mixer). Akan tetapi dalam pembahasan makalah ini hanya dibahas tentang kompon sol luar sepatu.
Pembuatan kompon karet adalah ilmu dan seni untuk menyeleksi dan mencampur jenis karet mantah dan jenis-jenis bahan kimia karet, sehingga diperoleh kompon karet yang setelah dimasak, dapat dihasilkan barang jadi karet dengan sifat-sifat fisik yang dibutuhkan.
Pada pembuatan kompon karet ada 3 faktor yang perlu diperhatikan, yaitu sifat kompon, karakteristk pengolahan dan harga
Kompon karet selain karet mentah pada umumnya mengandung 8 atau lebih jenis bahan kimia karet. Setiap jenis bahan tersebut memiliki fungsi spesifik dan mempunyai pengaruh terhadap sifat, karakteristik pengolahan dan harga dari kompon karetnya, bahan kimia tersebut adalah:
Bahan Pemvulkanisasi
Adalah bahan kimia yang dapat bereaksi dengan gugus aktif pada molekul karet membentuk ikatan silang tiga dimensi. Bahan pemvulkanisasi yang pertama dan paling umum digunakan adalah belerang(sulfur), khusus digunakan untuk memvulkanisasi karet alam atau karet sintetis jenis SBR, NBR, BR, IR, dan EPDM.
Bahan Pencepat
Adalah bahan kimia yang digunakan dalam jumlah sedikit bersama-sama dengan belerang untuk mempercepat reaksi vulkanisasi. Bahan pencepat yang digunakan dapat berupa satu atau kombinasi dari dua atau lebih jenis pencepat. Pencepat dikelompokkan berdasarkan fungsinya sebagai berikut;
a. Pencepat primer : - Thiazol (semi cepat), contoh: MBT, MBTS
- Sulfenamida (cepat-ditunda), contoh: CBS
b. Pencepat sekunder : - Guanidine (sedang), contoh : DPG, DOTG
- Thiuram (sangat cepat), contoh : TMT, TMTD
- Dithiokarbonat (sangat cepat), contoh : ZDC
- Dithiofosfat (cepat), contoh : ZBPP
Bahan Penggiat
Adalah bahan kimia yang ditambahkan kedalam sistim vulkanisasi dengan pencepat untuk menggiatkan kerja pencepat. Penggiat yang paling umum digunakan adalah kombinasi antara ZnO dengan asam stearat.
Bahan Antidegradant
Adalah bahan kimia yang berungsi sebagai anti ozonan dan anti oksidan, yang melindungi barang jadi karet dari pengusangan dan meningkatkan usia penggunaanya. Contoh : wax (anti ozonan), senyawa amina dan senyawa turuna fenol (ionol).
Bahan Pengisi
Bahan pengisi ditambahkan kedalam kompon karet dalam jumlah yang cukup besar dengan tujuan untuk meningkatkan sifat fisik, memperbaiki karakteristik pengolahan tertentu dan menekan biaya. Bahan pengisi dibagi dalam dua golongan besar yaitu bahan pengisi yang bersifat penguat, contoh carbon black, silica, dan silikat serta bahan pengisi yang bukan penguat, contoh CaCO3, kaolin, BaSO4 dan sebagainya.
Bahan Pelunak (Softener)
Adalah bahan yang berfungsi untuk melunakkan karet mentah agar mudah diolah menjadi kompon karet. Jenis bahan pelunak antara lain jenis aromatic, naftenik, parafinik, ester dan sebagainya.
Bahan Kimia Tambahan
Bahan ini ditambahkan kedalam kompon karet dengan tujuan tertentu dan sesuai dengan kebutuhan, misalkan :
Bahan pewarna
Bahan Penghambat (inhibitor)
Bahan pewangi
Bahan peniup (blowing agent)
Bahan bantu olah (homogenizer, peptizer, senyawa pendispersi, tackifier dan sebagainya)
Pada penyusunan formulasi kompon yang paling penting adalah menetukan jenis atau campuran karet mentah. Kemudian ditentukan jenis bahan pengisi. Setelah itu ditentukan sistim vukanisasinya kombinasi bahan pemvulkanisasi, bahan pencepat dan penggiat. Terkahir ditentukan bahan-bahan kimia tambahan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan tergantung jenis proses selanjutnya dan barang yang akan dibuat.
Pada proses pencampuran kompon karet biasanya menggunakan alat pencampur (mixer) dapat berupa internal mixer (mesin giling tertutup) atau mesin giling terbuka (open mill). Alat yang paling sederhana adalah mesin giling terbuka yang terdiri dari dua rol keras dan permukaanya licin. Kecepatan berputar kedua rol berbeda (penggilangan dengan friksi). Lebar celah diatara dua rol dapat diatur dan disesuaikan dengan banyaknya kompon dan keadaan kompon, sebelum proses pencampuran, karet mentah terlebih dahulu dilunakkan yang disebut dengan proses mastikasi yang bertujuan untuk mengubah karet padat dan keras menjadi lunak (viskositas berkurang) agar proses pencampuran dengan bahan kimia mneghasilkan dispersion yang merata (homogen). Pencampuran dimulai setelah karet menjadi plastis dan suhu rol hangat. Celah dua rol (nip) diatur sedemikian rupa sampai diperoleh tumpukan material diatas rol yang disebut bank, kemudian bahan kimia bentuk serbuk segera ditambahkan kecuali belerang. Penggulungan dan pemotongan juga dilakukan. Penambahan bahan pengisi dilakukan sedikit demi sedikit. Langkah terkahir adalah pemasukan belerang. Setelah semua bahan kimia tercampur, kompon karet yang dihasilkan dipotong dan dikeluarkan dari gilingan, kemudian dimasukkan gilingan lagi untuk dibentuk menjadi bentuk lembaran dengan ketebalan sesuai dengan kebutuhan.
Setalah tahap pembuatan kompon selesai tahap selanjutnya untuk membuat barang karet adalah tahap pemberian bentuk dan proses vulkanisasi (pematangan).
Proses pemberian bentuk adalah salah satu cara pemberian bentuk terhadap kompon karet adalah dengan cara cetak tekan (pres moulding) dimana kompon karet dibentuk dalam acuan (cetakan) dan sekaligus dimasak dalam mesin kempa vulkanisasi (pres vulaknisasi). Pada mesin kempa vulaknisasi tunggal terapat satu pasang plat tebal datar yaitu plat atas dan bawah. Kedua plat datar tersebut pada bagian dalamnya terdapat alur yang dapat dialirkan uap jenuh atau dipasang elemen listrik sebagai sumber panas. Plat atas tidak dapat bergerak, sedang plat bawah dipasang pada kempa hirolik sehingga sehingga dapat digerakkan keatas kebawah. Dengan memompa minyak dari tangki minyak kedalam silinder hidrolik, maka plat bawah akan ditekan keatas. Tekanan minyak dapat mencapai 100-150 kg/cm2. sebaliknya dengan mengeluarkan minyak dari selinder kempa hidrolik, kempa bawah akan kembali turun.
Pada mesin kempa vulkanisasi, kompon karet diberi bentuk dan divukanisasi pada mesin yang sama. Proses vulkanisasi adalah proses pemasakan karet mentah menjadi vulkanisat. Vulkanisasi merupakan proses irreversible (tidak dapat balik) yang menggabungkan rantai-rantai molekul karet secara kimiawi dengan molekul belerang membentuk ikatan tiga dimensi. Sehingga karet mentah yang semula plastis setelah vulaknisasi berubah menjadi elastis, kuat dan ulet. Salah satu syarat yang harus dimiliki karet agar dapat divulaknisasi dengan belerang adalah memiliki ikatan rangkap pada rantai utamanya. Sistim vulkanisasi belerang yang dipercepat dapat diterapkan untuk jenis-jenis karet yang memiliki ikatan rangkap yaitu:
Untuk keperluan umum: karet alam (NR), Isoprene Rubber (IR), Polibutadiene Rubber (BR) dan karet stiren/butadiene Rubber (SBR)
Untuk keperluan khusus : Karet Nitril (NBR), Karet Butil (IIR), Karet Bromo Butyl (BIIR), Chlorobutil (CIIR) dan Karet Ethylene Propylene Diene Monomer (EPDM).
Vulkanisasi karet alam biasanya dilakukan pada suhu sekitar 1500C dan suhu lebih tinggi (1550C-1600C) untuk karet sintetis (SBR dan IIR). Untuk memperoleh vulkanisat yang dapat matang sempurna yaitu yang memiliki sifat fisika optimum, maka kompon karet dalam cetakan harus dikempa (ditekan) pada tekanan, suhu dan waktu vulkanisasi tertentu.
Sifat-sifat mekanik yang baik dari karet alam menyebabkannya dapat digunakan untuk berbagai keperluan umum seperti sol sepatu dan telapak ban kendaraan. Pada suhu kamar, karet tidak berbentuk Kristal padat dan juga tidak berbentuk cairan. Perbedaan karet dengan benda-benda lain, tampak nyata pada sifat karet yang lembut, fleksibel dan elastis. Sifat-sifat ini memberi kesan bahwa karet alam adalah suatu bahan semi cairan alamiah atau suatu cairan dengan kekentalan yang sangat tinggi. Namun begitu, sifat-sifat mekaniknya menyerupai kulit binatang sehingga harus dimastikasi untuk memutus rantai molekulnya agar menjadi lebih pendek. Proses mastikasi ini mengurangi keliatan atau viskositas karet alam sehingga akan memudahkan proses selanjutnya saat bahan-bahan lain ditambahkan. Banyak sifat-sifat karet alam ini yang dapat memberikan keuntungan atau kemudahan dalam proses pengerjaan dan pemakaiannya, baik dalam bentuk karet atau kompon maupun dalam bentuk vulkanisat.
Dalam bentuk bahan mentah, karet alam sangat disukai karena mudah menggulung pada roll sewaktu diproses dengan open mill/penggiling terbuka dan dapat mudah bercampur dengan berbagai bahan-bahan yang diperlukan di dalam pembuatan kompon. Dalam bentuk kompon, karet alam sangat mudah dilengketkan satu sama lain sehingga sangat disukai dalam pembuatan barang-barang yang perlu dilapis-lapiskan sebelum vulkanisasi dilakukan. Keunggulan daya lengket inilah yang menyebabkan karet alam sulit disaingi oleh karet sintetik dalam pembuatan karkas untuk ban radial ataupun dalam pembuatan sol karet yang sepatunya diproduksi dengan cara vulkanisasi langsung.
Vulkanisasi karet alam sangat baik dalam hal-hal berikut:
• Kepegasan pantul
Hal ini menyebabkan timbulnya kalor (heat build up) rendah, yang sangat diperlukan oleh barang jadi karet yang akan mengalami hentakan berulang-ulang. Sifat inilah yang menyebabkan karet alam selalu dipakai dalam pembuatan ban truk dan kapal terbang yang sulit disaingi oleh karet sintetik.
• Tegangan putus
• Ketahanan sobek dan kikis
• Fleksibilitas pada suhu rendah
• Daya lengket ke fabric atau logam
Sol sepatu sangat memerlukan sifat-sifat tersebut di atas, karena itu karet alam adalah pilihan sangat tepat. Secara umum sol sepatu membutuhkan kekuatan, ketahanan kikis, dan ketahanan sobek yang tinggi. Vulkanisat karet alam kuat dan tahan lama bahkan dapat digunakan pada suhu -60°F. Karet alam bisa dibuat menjadi karet yang agak kaku tetapi masih mempunyai fleksibilitas dan ketahanan kikis, ketahanan retak lentur serta kekuatan tinggi. Hal ini menguntungkan dalam pembuatan sol sepatu karena sol sepatu bisa dibuat tipis (seperti sol luar sepatu olahraga), sambil tetap menjaga agar tidak merasakan batu sewaktu berjalan.
Proses Pengolahan Karet
Penerimaan Lateks Kebun
Tahap awal dalam pengolahan karet adalah penerimaan lateks kebun dari pohon karet yang telah disadap. Lateks pada mangkuk sadap dikumpulkan dalam suatu tempat kemudian disaring untuk memisahkan kotoran serta bagian lateks yang telah mengalami prakoagulasi. Setelah proses penerimaan selesai, lateks kemudian dialirkan ke dalam bak koagulasi untuk proses pengenceran dengan air yang bertujuan untuk menyeragamkan Kadar Karet Kering.
Pengenceran
Tujuan pengenceran adalah untuk memudahkan penyaringan kotoran serta menyeragamkan kadar karet kering sehingga cara pengolahan dan mutunya dapat dijaga tetap. Pengenceran dapat dilakukan dengan penambahan air yang bersih dan tidak mengandung unsur logam, pH air antara 5.8-8.0, kesadahan air maks. 6 serta kadar bikarbonat tidak melebihi 0.03 %. Pengenceran dilakukan hingga KKK mencapai 12-15 %. Lateks dari tangki penerimaan dialirkan melalui talang dengan terlebih dahulu disaring menggunakan saringan aluminium Pedoman Teknis Pengolahan Karet Sit Yang Diasap (Ribbed Smoked Sit). Lateks yang telah dibekukan dalam bentuk lembaran-lembaran (koagulum).
Pembekuan
Pembekuan lateks dilakukan di dalam bak koagulasi dengan menambahkan zat koagulan yang bersifat asam. Pada umunya digunakan larutan asam format/asam semut atau asam asetat /asam cuka dengan konsentrasi 1-2% ke dalam lateks dengan dosis 4 ml/kg karet kering Dasar Pengolahan Karet. Jumlah tersebut dapat diperbesar jika di dalam lateks telah ditambahkan zat antikoagulan sebelumnya. Penggunaan asam semut didasarkan pada kemampuannya yang cukup baik dalam menurunkan pH lateks serta harga yang cukup terjangkau bagi petani karet dibandingkan bahan koagulan asam lainnya. Tujuan dari penambahan asam adalah untuk menurunkan pH lateks pada titik isoelektriknya sehingga lateks akan membeku atau berkoagulasi, yaitu pada pH antara 4.5-4.7. Asam dalam hal ini ion H+ akan bereaksi dengan ion OH- pada protein dan senyawa lainnya untuk menetralkan muatan listrik sehingga terjadi koagulasi pada lateks.
Penambahan larutan asam diikuti dengan pengadukan agar tercampur ke dalam lateks secara merata serta membantu mempercepat proses pembekuan. Pengadukan dilakukan dengan 6-10 kali maju dan mundur secara perlahan untuk mencegah terbentuknya gelembung udara yang dapat mempegaruhi mutu sit yang dihasilkan. Kecepatan penggumpalan dapat diatur dengan mengubah perbandingan lateks, air dan asam sehingga diperoleh hasil bekuan atau disebut juga koagulum yang bersih dan kuat. Lateks akan membeku setelah 40 menit. Proses selanjutnya ialah pemasangan plat penyekat yang berfungsi untuk membentuk koagulum dalam lembaran yang seragam.
Proses penggilingan koagulum menjadi lembaran sit
Penggilingan
Penggilingan dilakuan setelah proses pembekuan selesai. Hasil bekuan atau koagulum digiling untuk mengeluarkan kandungan air, mengeluarkan sebagian serum, membilas, membentuk lembaran tipis dan memberi garis pada lembaran. Untuk memperoleh lembaran sit, koagulum digiling dengan beberapa gilingan rol licin, rol belimbing dan rol motif (batik). Setelah digiling, sit dicuci kembali dengan air bersih untuk menghindari permukaan yang berlemak akibat penggunaan bahan kimia, membersihkan kotoran yang masih melekat serta menghindari agar sit tidak menjadi lengket saat penirisan. Koagulum yang telah digiling kemudian ditiriskan diruang terbuka dan terlindung dari sinar matahari selama 1-2 jam.
Tujuan penirisan adalah untuk mengurangi kandungan air di dalam lembaran sit sebelum proses pengasapan. Penirisan tidak boleh terlalu lama untuk menghindari terjadinya cacat pada sit yang dihasilkan, misalnya timbul warna yang seperti karat akibat teroksidasi. Penirisan dilakukan pada tempat teduh dan terlindung dari sinar matahari.
Proses pengasapan karet sit asap dalam kamar asap
Sortasi
Sit yang telah matang dari kamar asap diturunkan kemudian ditimbang dan dicatat dalam arsip produksi. Proses sortasi dilakukan secara visual berdasrkan warna, kotoran, gelembung udara, jamur dan kehalusan gilingan yang mengacu pada standard yang terdapat pada SNI 06-0001-1987. Secara umum sit diklasifikasikan dalam mutu RSS 1, RSS 2, RSS 3, RSS 4, RSS 5 dan Cutting. Cutting merupakan potongan dari lembaran yang terlihat masih mentah, atau terdapat gelembung udara hanya pada sebagian kecil, sehingga dapat digunting
Proses sortasi
Pengujian Barang Karet
Untuk mendapatkan barang karet dengan mutu yang baik, perlu dilakukan analisis karet beserta bahan kimia yang digunakan sebagai addiftiv dalam pembuatan kompon karet, baik terhadap barang karet yang belum divulkanisasi maupun yang sudah divulkanisasi.
Analisis barang karet dapat dilakukan berupa pengujian sifat fisika dan analisis kimia, analisis kimia yang dilkukan meliputi analisis jenis bahan dan analisis jumlah setiap bahan yang terdapat dalam barang karet. Sedangkan analisis fisika meliputi uji ketebalan, kuat tarik, kekerasan, perpanjangan putus, ketahanan sobek, bobot jenis, ketahanan kikis, ketahanan retak lentur dan organoleptis.
Analisis jenis bahan yang digunakan bertujuan untuk memberikan informasi mengenai jenis karet, bahan pelunak, bahan pengisi, bahan pencepat, antioksidan dan bahan kimia karet lainnya.
Analisis jumlah memberikan informasi tentang komposisi bahan utama penyusun barang karet yaitu karet, serta bahan pelunak, karbon black, abu dan ekstrak acetone. Hasil analisis dapat digunakan sebagai dasar perkiraan dalam pembuatan barang karet atau yang lebih baik.
Standar Nasional Indonesia Mutu Sol Karet Cetak No. SNI 0788-1989-A
No Uraian Satuan Persyaratan
Kelas A Kelas B Kelas C
Fisika
1 Tegangan putus Kg/cm2 Min 150 Min 120 Min 50
2 Perpanjangan putus % Min 250 Min 150 Min 100
3 Kekerasan Shore A 55-80 55-80 55-80
4 Ketahanan sobek Kg/cm2 Min 60 Min 40 Min 25
5 Perpanjangan tetap 50% % Mak 4 Mak 7 Mak 10
6 Bobot jenis g/cm3 Mak 1,0 Mak 1,5 Mak 2,5
7 Ketahanan retak lentur 150 kes Tidak retak Tidak retak Tidak retak
8 Organoleptis (keadaan dan atau kenampakan sol Tidak cacat dan atau rusak yang serupa sobek, lubang, retak, goresan.
Pengujian Fisis
Sifat-sifat fisis yang diuji dalam praktikum ini meliputi; uji tarik, uji kemuluran, dan uji ketahanan sobek.
Pengujian kuat tarik; pada vulkanisat sol luar sepatu adalah langkah pertama menyiapkan vulkanisat sol luar sepatu dengan menipiskannya terlebih dahulu dengan mesin grading setelah itu sol dipotong menurut mal uji kuat tarik yaitu seperti gambar dibawah ini;
30 mm
50 mm
30 mm
Gambar Contoh uji kuat tarik pada pengujian sol karet cetak
Setelah contoh uji siap dilakukan pengukuran ketebalan contoh uji pada 3 titik yang berbeda dan dirata-ratakan hasilnya sebagai tebal contoh uji kemudian diukur luasnya dan kemudian contoh uji dijepit pada mesin tes tensil streght setelah semua terjepit atur satuan pada mesin tes tensil streght dalam satuan kg, kemudian dilakukan penarikan dengan kecepatan 500 mm/menit sampai contoh uji terputus. Untuk menentukan jarak antara dua tanda dapat diketahui dengan cara mengukur jarak tersebut dengan penggaris. Kemudian dilakukan perhitungan dengan persamaan ;
Tensil Streght= (Beban yang dicapai pada saat uji (Kg))/(Luas Penampang awal contoh (cm2))
Uji ketahanan sobek; langkah pertama yaitu memotong karet vulkanisat sol luar sepatu sesuai dengan mal contoh uji ketahanan sobek seperti gambar dibawah ini;
Gambar. Contoh uji ketahanan sobek
Keterangan;
Panjang : 6 cm
Lebar : 1 cm
Tebal : 2 mm
Setelah siap contoh uji dibelah sampai garis tengah dan kemudian kedua belahan dijepitkan pada pada mesin tes tensil streght dan dilakukan penarikan dengan kecepatan 500 mm/menit sampai contoh uji terputus. Kemudian dilakukan perhitungan dengan persamaan;
Ketahanan Sobek= (tenaga untuk menyobek (kg))/(lebar contoh uji x tebal contoh uji)
Pengujian dengan TG/DTA
Deferensial thermonalyse ialah suatu metoda analisa yang menggunakan perubahan suhu (panas) dari pada zat yang akan dianalisakan.
Kromatografi gas biasanya dipakai untuk analisa sampel yang berbentuk gas atau cairan dan padatan yang mudah menguap, sampel atau campuran yang hendak diperiksa disuntikan sedikit kedalam arus gas inert seperti N2, H2, He, Ar atau CO2 yang mengalir melalui kolom yang berisi suatu medium. Sampel ini terbawa oleh gas inert mengalir melalui medium tadi, yang mempunyai sifat dapat berinteraksi dengan kompone-komponen dalam campuran, dan akan menghambat aliran masing-masing komponen. Besarnya hambatan ini bagi masing-masing komponen berbeda-beda, sehingga komponen-komponen keluar dari kolom tidak bersama-sama akan tetapi satu persatu. Selanjutnya gas yang keluar dari kolom ini dilewetkan melalui suatu detektor, hambatan tadi disebabkan karena adanya absorpsi atau partisi oleh medium terhadap masing-masing komponen. Besarnya gaya adsorpsi atau partisi tersebut, khas bagi masing-masing komponen. Perbedaan absorpsi atau partisi inilah yang memungkinkan pemisahan dalam kolom tadi.
TG/DTA adalah alat analisis yang digunakan untuk menganlisis bahan yang berbentuk padatan dengan menggunakan perubahan suhu untuk mengetahui jenis dan sifat-sifat bahan yang dianalisa.
Pengujian Kimia
Salah satu analisis dari barang karet adalah analisis jenis dan analisis jumlah. Sebelum melakukan analisis jenis dan analisis jumlah terhadap contoh barang karet dilakukan persiapan (sampling). Contoh dibersihkan dan jika mengandung bahan serat atu logam, bagian karetnya dipisahkan dari bahan – bahan tersebut. Jika terdiri dari beberapa lapisan karet yang jelas, karet tersebut dipisahkan dan bagian bertemunya lapisan dibuang. Bagian yang akan diuji digunting menjadi potongan – potongan kecil dengan ukuran sisi ± 2 mm.
Sistematika analisis jenis dan analisis jumlah di Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor, dimulai dengan melakukan uji pendahuluan terhadap contoh barang karet, yaitu uji bakar dan uji Lassaigne. Dari uji tersebut akan diketahui jenis atau golongan polimernya, sehingga dapat ditentukan pelarut yang sesuai untuk mengekstraksi contoh. Aseton biasanya digunakan sebagai pelarut untuk mengeksraksi hampir semua polimer kecuali beberapa polimer tertentu seperti karet kloropren, karet nitril dan poliuretan manggunakan metanol sebagai pelarut.
Dari ekstraksi didapatkan 2 bagian, yaitu bagian ekstrak yang biasanya disebut ekstrak aseton dan bagian karet. Ekstrak aseton dipisahkan dengan kolom kromatografi menjadi dua bagian, yaitu fraksi heksan yang mengandung bahan pelunak, serta fraksi aseton yang mengandung bahan pencepat dan antioksidan. Jenis bahan pelunak ditentukan dengan alat TLC. Biasanya cukup diketahui golongan bahan pencepat dan antioksidan yang dapat diketahui dengan melakukan spot test.
Bagian karet setelah dipirolisis dipakai sebagai contoh uji analisis jenis polimer. Bagian karet juga digunakan sebagai contoh uji analisis barang karet guna mengetahui komposisi beberapa bahan dalam barang karet, yaitu polimer, carbon black, abu dan bahan pelunak. Jenis polimer ditentukan dengan alat IR, sedangkan analisis jumlah dilakukan dengan menggunakan alat TGA. Bagian karet yang dipirolisis akan meninggalkan sisa berupa residu pirolisat. Residu ini diabukan dengan memanaskannya lebih lanjut. Abu yang didapat ditentukan dengan alat IR. IR untuk menentukan jenis bahan pengisinya.
Analisis kemurnian dilakukan untuk mengetahui apakah suatu bahan kimia karet masih dalam bentuk aslinya, serta masih memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan pencampur pengolahan karet. Yang dimaksud dengan bahan kimia karet adalah bahan pencepat, bahan pelunak, antioksidan, penyetabil dan bahan – bahan lain yang diperlukan dalam jumlah sedikit sebagai bahan penbantu dalam pengolahan karet. Analisis dilakukan dengan menggunakan TLC atau IR.
Identifikasi blooming dilakukan untuk mengetahui apakah noda yang timbul pada permukaan barang karet berasal dari bahan kimia dari barang karet tersebut yang muncul ke permukaan dan mengetahui jenis bahan penyebab blooming tersebut. Identifikasi staining dilakukan untuk mengetahui apakah timbul perubahan warna pada permukaan karet apabila bersentuhan dengan bahan – bahan tertentu, misalnya logam besi dan tembaga, serta untuk mengetahui jenis bahan kimia penyebab staining tersebut. Analisis jenis bahan – bahan tersebut dilakukan dengan alat TLC atau spot test.
Read More...
Recent Articles
Tuesday, August 16, 2011
INDUSTRI KARET DAN PENGOLAHANNYA
BOM ATOM HIROSHIMA DAN NAGASAKI
Sejarah Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki
Terciptanya bom atom didahului serangkaian penemuan dan teori. Pada tahun 1934, Leo Szilard seorang ahli fisika Yahudi kelahiran Hongaria yang melarikan diri ke London menemukan bahwa inti atom-atom tertentu dapat pecah jika dibombardir dengan partikel netron yang akan menimbulkan reaksi berantai. Dan reaksi berantai ini menurut ilmuwan Yahudi Jerman Albert Einstein dengan rumusnya (E=M.C2), akan menghasilkan energi berkekuatan raksasa. Pada tahun yang sama seorang ahli fisika Italia Enrico Fermi, yang kebetulan juga seorang Yahudi, membombardir unsur sebenarnya proses itu dipecahkan oleh dua ahli fisika Jerman Otto Hahn dan Fritz Strassman yang menyimpulkan bahwa uranium mungkin dapat digunakan untuk membuat bom yang sangat hebat.
Penindasan Yahudi oleh kaum fasis di Eropa menyebabkan banyak ilmuwan yang lari ke Amerika, termasuk Leo , Albert Einstein dan Enrico Fermi tadi, serta banyak pakar Yahudi dari Jerman, diantaranya Robert Oppenheimer.
Di Amerika, Szilard membujuk Einstein, ahli fisika paling termasyhur pada masa itu, untuk mengirim surat kepada Presiden Roosevelt supaya mau membiayai satu program riset bagi pembuatan bom atom. Presiden Roosevelt menyambut dingin. Tetapi gempuran Jepang ke Pearl Harbour mengubah keadaan.
Tahun 1942 Amerika Serikat merekrut otak-otak yang paling brilyan dalam apa yang disebut dengan Proyek Manhattan. Dan setelah menghabiskan biaya 2 milyar dollar, pada musim panas 1945, dua jenis bom atom berhasil dibuat. Yang pertama bom uranium-235 yang oleh para pembuatnya yakin akan meledak. Jenis kedua adalah adalah bom plutonium-239 yang masih diragukan, sebab itu bom perlu dicoba.
Tanggal 16 Juli 1945 bom itu yang ditempatkan di satu menara baja di gurun pasir negara bagian New Mexico diledakkan dari jarak 9 kilometer. Dalam waktu sedetik menara baja itu lenyap oleh panas luar biasa, dan gumpalan asap ledakan membubung tinggi ke angkasa, membentuk cendawan raksasa. Itulah bom atom pertama.
Presiden Harry Truman adalah Presiden Amerika Serikat (AS) yang ke-33 setelah Presiden Franklin Delano Rosevelt yang meninggal ketika masih menjabat sebagai presiden. Oleh sebab itu Harry Truman yang sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden-pun naik sebagai presiden menggantikannya. Truman naik sebagai Presiden pada 12 April 1945, ketika keadaan eksternal AS mendorong untuk membuat Jepang menyerah. Truman dihadapkan dengan berbagai pilihan keputusan yang harus dijalankannya dalam suatu kondisi domestik tertentu.
Keputusan Truman untuk menggunakan senjata atom melawan Jepang pada tahun 1945 adalah hal luar biasa besar maknanya, penting, serta mengejutkan dunia. AS mampu menghancurkan dua kota utama di Jepang, yaitu Hiroshima dan Nagasaki.
Menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki bukanlah pesawat dan penerbang yang sama. Yang memusnahkan kota Hiroshima pada pagi yang cerah tanggal 6 Agustus 1945, adalah sebuah pesawat pembom berbaling-baling empat B-29. Pesawat itu bernama "Enola Gay", yang diambil dari nama ibu pilotnya Kolonel Paul W. Tibbets. Pesawat pembom itu dioperasikan oleh 11 awak. Ada ko-pilot, Robert A.Lewis. Ada navigator Ted Van Kirk, ada Kolonel Laut William S. Parsons yang mengaktifkan bom itu sebelum dijatuhkan, ada juru-bidik Kapten Thomas W. Frebee yang ditugasi melepas bom, ada Sersan Bob Caron menjaga mitraliur di ekor pesawat, untuk melawan serangan pesawat tempur Jepang. Ada pula petugas radar dan seorang operator radio.
Jenis Bom Atom yang Digunakan
Little Boy
Little Boy adalah sebuah kode nama yang diberikan kepada senjata nuklir yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang pada hari Senin, 6 Agustus 1945. Dia dijatuhkan dari sebuah pesawat B-29 Flying Superfortress bernama Enola Gay yang dipiloti oleh Letkol. Paul W. Tibbets, dari sekitar ketinggian 9.450 m (31.000 kaki). Senjata ini meledak pada 8.15 pagi (waktu Jepang) ketika dia mencapai ketinggian 550 meter.
Little Boy merupakan senjata nuklir pertama dari dua yang pernah digunakan dalam perang. Mk I “Little Boy” memiliki panjang 3 m, lebar 71 cm, dan berat 4000 kg. Rancangannya menggunakan aturan pistol untuk meledakan sub-massa kritikal uranium-235 dan tiga U-235 ring target bersamaan untuk menjadi super-massa kritikal, mengawali reaksi berantai nuklir. Dia terdiri dari 60 kg U-235, di mana 0,7 kg mengalami reaksi fisi. Uranium diperkaya di pabrik raksasa di Oak Ridge, Tennessee selama Proyek Manhattan.
Ledakan “Little Boy” menghasilkan 13 kiloton TNT, yaitu 5,5×1013 joule = 55 TJ (terajoule). Jam 8:17 pagi, 6 Agustus 1945, waktu Jepang. Jam ini terhenti ketika bom nuklir “Little Boy” diledakan di Hiroshima, Jepang, dekat penghujung PDII.
Fat Man
Fat Man adalah nama kode untuk bom atom yang diledakkan di Nagasaki, Jepang, oleh Amerika Serikat pada tanggal 9 Agustus 1945, pada 10:47 (JSP). Ini adalah kedua dari dua senjata nuklir hanya untuk digunakan dalam peperangan untuk tanggal, dan ledakan yang menyebabkan ledakan nuklir ketiga buatan manusia. Nama generik juga lebih mengacu ke desain awal senjata nuklir dari senjata AS yang didasarkan pada model “Fat Man”. Ini adalah senjata implosion-type dengan inti plutonium, mirip dengan perangkat Trinity diuji hanya satu bulan sebelumnya di New Mexico.
Fat Man itu mungkin dinamai Winston Churchill, meskipun Robert Serber mengatakan bahwa sebagai “Fat Man” adalah bom bulat dan gemuk, ia bernama setelah karakter Sydney Greenstreet tentang “Kasper Gutman” dalam The Maltese Falcon. Rancangan Fat Man perakitan nuklir secara substansial sama dengan “gadget” meledak di uji Trinity pada bulan Juli 1945.
Fat Man itu meledak di ketinggian sekitar 1.800 kaki (550 m) penjuru kota dan dijatuhkan dari B-29 bomber Bockscar, dikemudikan oleh Mayor Charles Sweeney dari Skuadron pemboman 393d, Berat. Bom itu sebuah hasil dari sekitar 21 kiloton TNT atau 88 TJ.
Karena daerah perbukitan Nagasaki, kerusakan agak kurang luas daripada di Hiroshima karena relatif datar. Semua diperkirakan 39.000 orang tewas langsung oleh pemboman di Nagasaki, dan lebih 25.000 luka-luka Ribuan lagi meninggal kemudian dari ledakan terkait dan luka bakar., Dan ratusan lagi dari penyakit radiasi dari radiasi awal bom itu. Serangan pemboman udara di Nagasaki memiliki tingkat kematian tertinggi ketiga dalam Perang Dunia II setelah serangan nuklir di Hiroshima dan pengeboman di Tokyo.
Prinsip Bom Atom
Prinsip yang digunakan bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki adalah prinsip reaksi pembelahan inti atau sering kita sebut reaksi fisi. Reaksi fisi atau reaksi inti adalah suatu reaksi pembelahan, yang disebabkan oleh interaksi suatu unsur atau bahan bakar dengan neutron. Reaksi neutron dengan unsur-unsur sangat bergantung kepada energinya, neutron dapat dibagi menjadi :
Neutron termik
Neutron ini berada dalam kesetimbangan termik dengan atom-atom disekitarnya dalam suatu bahan, sehingga secara rata-rata tidak terjadi pertukaran energi kinetik antara neutron dengan atom-atom disekitarnya yang mengadakan agitasi termik. Dalam hal ini distribusi kecepatan dari netron memenuhi distribusi dari Maxwell dengan kecepatan yang paling mungkin sebesar 2.2 x 105 cm/detik yang ekivalen dengan energi 0,025 eV.
Neutron intermediate
Neutron intermediate adalah neutron dengan energi 0,5 eV sampai dengan 10 keV. Neutron dengan energi kurang dari 100 eV sering juga disebut neutron lambat.
Neutron cepat
Neutron cepat adalah neutron dengan energi 10 keV samapi dengan 10 MeV.
Neutron relativitas
Neutron relativitas adalah neutron dengan energi lebih besar dari 10 MeV.
Reaksi fisi berantai hanya terjadi apabila neutron termal (termik) atau lambat mampu menembak uranium-235 yang lainnya hingga terjadi reaksi berantai secara terus menerus. Yang secara umum reaksinya dapat ditulis sebagai :
X + n → X1 + X2 + (2-3) n + E
Beberapa hal yang perlu diketahui dalam jenis reaksi diatas tersebut adalah :
X disebut inti bahan fisil (fisil material), yang secara popular disebut bahan bakar karena dalam reaksi ini dibebaskan sejumlah energi. Hanya beberapa inti dapat bereaksi secara fisi yaitu 238U, 235U, 233U dan 239Pu dimana kedua unsur terakhir merupakan unsure buatan manusia karena tidak terdapat di alam sebagai hasil dari reaksi inti-inti 232Th dan 238U dengan neutron.
Keboleh jadian suatu inti dapat membelah dinyatakan dengan σf (fission microscopic cross section = penampang fisi mikroskopik), dimana besaran tersebut tergantung dari energi neutron yang bereaksi dengan suatu inti tertentu. Sebagai contoh dapat disebutkan bahwa nilai σf 238U mempunyai kebolehjadian besar pada energi neutron rendah atau termal tetapi kebolehjadian kecil pada saat neutron berenergi besar. Untuk 239Pu dan 233U mempunyai σf besar pada energi tinggi, oleh karena itu bahan ini digunakan sebagai bahan bakar pada reactor cepat.
Dari reaksi tersebut diatas dihasilkan dua inti baru sebagai hasil fisi, X1 dan X2 yang berupa inti-inti yang tidak stabil. Untuk menjadi stabil inti-inti tersebut akan meluruh (decay) dengan mengeluarkan sinar-sinar maupun partikel radioaktif.
Adanya neutron-neutron baru yang dihasilkan dari reaksi inti tersebut dapat melanjutkan reaksi fisi berikutnya sampai terjadi reaksi berantai, dan pada keadaan tertentu bila tidak dikendalikan maka reaksi berantai tersebut dapat menjadi suatu ledakan. Reaksi nuklir yang tidak terkendali merupakan prinsip kerja bom nuklir.
Reaksi fisi mengeluarkan energi total, Et sebesar 200 MeV. Dengan menggunakan data konversi satuan dan data fisika, dapat dihitung bahwa bila semua inti-inti 1 gram uranium melakukan fisi maka panas yang dikeluarkan setara dengan panas yang dihasilkan oleh pembakaran 1 ton batu bara. Jelas dari gambaran tersebut bahwa, panas yang dikeluarkan dari reaksi inti sangat besar.
Uranium yang menangkap neutron segera menjadi tidak stabil. Inti uranium yang stabil hanya dapat bertahan selama kurang lebih sepertriliun detik atau 10-12 detik sebelum mengalami proses fisi menjadi inti-inti X1 dan X2 serta sekitar dua sampai tiga neutron yang siap untuk memecah inti 235U lainnya. Kemudian ketiga neutron tadi diserap oleh inti-inti isotop uranium lain, tiga proses yang sama akan terjadi dengan produksi akhir sekitar sembilan neutron. Proses berulang-ulang ini dinamakan reaksi berantai (‘chain reaction’) yang merupakan prinsip kerja reaktor.
Pada setiap proses pembelahan, inti atom akan melepaskan energi yang sesuai dengan hilangnya jumlah massa inti-inti di akhir proses sesuai dengan rumus E = mc2. Jadi jumlah energi yang dihasilkan akan sebanding dengan banyak proses yang terjadi dan sebanding dengan jumlah neutron yang dihasilkan.
Pada peristiwa bom atom Hiroshima dan Nagasaki kekuatan ledakan dihasilkan dari penembakan uranium-235 dan plutonium-239 dengan neutron. Penembakan ini juga menghasilkan beberapa unsur menengah yang bersifat radioaktif.
(_37^90)Rb → (_55^144)Cs + 2 (_0^1)n
(_0^1)n + (_92^235)U (_35^87)Br → (_57^146)La + 3 (_0^1)n
(_30^72)Zn → (_62^160)Sm + 4 (_0^1)n
Dari reaksi pembelahan inti dapat dilihat bahwa setiap pembelahan inti oleh satu neutron menghasilkan dua sampai empat neutron. Setelah satu atom uranium-235 mengalami pembelahan, neutron hasil pembelahan dapat digunakan untuk pembelahan atom uranium-235 yang lain dan seterusnya sehingga dapat menghasilkan reaksi rantai. Hal ini terjadi pada bom atom.
Agar pembelahan inti dapat menghasilkan reaksi rantai, bahan pembelahan ini harus cukup besar sehingga neutron yang dihasilkan dapat tertahan dalam cuplikan itu. Jika cuplikan terlampau kecil, neutron akan keluar sehingga tidak terjadi reaksi rantai. Massa kritik uranium-235 yang dapat menghasilkan reaksi rantai dalam bom atom yaitu sekitar 40 kg. Sedangkan massa uranium-235 pada Little Boy adalah 60 kg.
Pembelahan inti selalu menghasilkan energi kira-kira 200 MeV pada setiap pembelahan inti. Energi yang dihasilkan pada pembelahan 235 gram uranium-235 ekivalen dengan energi yang dihasilkan pada pembakaran 500 ton batu bara. Dalam bom atom (nuklir) energi yang dihasilkan tidak dapat dikendalikan, tetapi dalam reactor atom (nuklir), energi yang dihasilkan dapat dikendalikan.
Akibat dari Serangan Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki
Efek yang terjadi pada peledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945. Antara 100.000 hingga 200.000 orang tewas seketika dan puluhan ribu lainnya tewas akibat leukemia, kanker, muntah-muntah, dan diare yang diakibatkan oleh radiasi bahan radioaktif. Radiasi ini juga dapat menyebabkan katarak, kebotakan, dan kemandulan.
Dalam satu ledakan bom nuklir, jumlah energi yang besar terlepas dalam beberapa bentuk, yaitu 40 – 60 persen menjadi ledakan, 30 – 50 persen menjadi radiasi panas, 50 persen menjadi radiasi ionisasi, dan 5 – 10 persen menjadi debu radioaktif sisa. Energi awal sebuah ledakan nuklir dilepaskan dalam bentuk radiasi sinar gamma dan partikel neutron.
Radiasi ini diserap material di sekeliling bom hingga memanaskan material-material tersebut dan membakarnya untuk membentuk bola api rakasasa dalam waktu sepersejuta detik. Oleh karena suhu yang sangat tinggi (hingga 300 juta derajat Celsius), semua material di dalam bola api akan berubah wujud menjadi gas dan menciptakan suatu perbedaan tekanan yang tinggi yang pada akhirnya membentuk gelombang kejut.
Gelombang kejut ini dapat menjalar hingga belasan kilometer dan menghancurkan apapun yang dilewatinya. Selain dari jalaran gelombang kejut, ledakan nuklir juga menjalarkan panas yang dapat membakar apapun yang dapat terbakar saat dilewatinya.
Di Hiroshima jalaran panas ini berlangsung selama 20 menit dan menghancurkan gedung serta rumah-rumah yang dilewatinya. Radiasi sinar gamma yang dihasilkan dari sebuah ledakan nuklir dapat menumbuk partikel atmosfer sehingga menciptakan elektron berenergi tinggi.
Elektron ini dapat tertangkap oleh medan magnetik bumi dan menciptakan pulsa elektromagnetik. Pulsa ini dapat menimbulkan tegangan tinggi pada kabel-kabel listrik dan menghancurkan peralatan elektronik. Selain itu, udara yang terionisasi dapat menggangu lalu-lintas gelombang radio. Efek ini bisa terjadi dalam skala luas, yaitu hingga skala benua.
Selain itu, sebuah uji coba nuklir yang dilakukan Amerika Serikat pernah berakibat fatal. Pada tanggal 28 Februari 1954, Amerika Serikat meledakkan bom hidrogen Castle Bravo di pulau Marshall. Di luar kendali, bom itu meledak dengan kekuatan yang lebih besar dari yang telah diperhitungkan. Dengan tambahan kondisi cuaca yang buruk, awan radioaktif dari ledakan tersebut menyebar seluas 18.000 km2 dan mencemari pulau Marshall serta sebuah kapal nelayan Jepang yang tengah mengangkut berton-ton ikan.
Penduduk pulau Marshall kemudian dievakuasi dan pulau tersebut tidak dapat dihuni lagi hingga sekarang. Tahun-tahun setelah itu, penduduk pulau Marshall banyak yang terjangkiti kanker dan para wanitanya melahirkan bayi cacat. Sementara itu, para nelayan Jepang yang terkena radiasi kembali ke pangkalan dengan luka bakar dan mual-mual akibat radiasi. Berton-ton ikan yang mereka bawa sempat masuk ke pasaran. Setelah diketahui bahwa ikan-ikan itu terkontaminasi, penduduk Jepang menolak untuk memakan ikan selama beberapa minggu.
Read More...
PEMASARAN JASA PENDIDIKAN MADRASAH
1. Pengertian dan konsep inti dari pemasaran.
Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginnan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran. Pemasaran merupakan proses social dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.
Tiga unsur utama dalam pemasaran adalah strategi, taktik, dan value yang secara kolektif disebut STV Triangle. Strategi terdiri dari segmentasi pasar, target, dan positioning atau penetapan posisi pasar. Taktik terdiri dari selling, diferensiasi, dan marketing mix. Sedangkan value terdiri dari brand, service, dan process.
Konsep inti pemasaran terdiri dari beberapa konsep, yaitu:
a. Kebutuhan
Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kehilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Bila konsumen tidak puas maka konsumen akan mencari produkrbata atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan mereka.
b. Keinginan
Keinginan digambarkan dalam bentuk objek yang akan memuaskan kebutuhan mereka, atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga semakin luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga, dan ruang sehingga dibutuhkan organisasi, lembaga, atau perusahaan yang bias memnuhi keinginan manusia dengan menebus keterbatasan tersebut.
c. Permintaan
Permintaan yaitu keinginan manusia akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya.
d. Produk (Organisasi, jasa, dan ide)
Perusahaan atau lembaga dapat menawarkan segala sesuatu kepada pasar untuk diperhatikan, untuk dimiliki, atau dikonsumsi sehingga konsumen dapat memuaskan kebutuhan sekaligus keinginannya, sesuatu itu disebut produk. Produk tidak hanya mencakup objek fisik, tetapi juga jasa, orang, tempat, organisasi, ataupun gagasan.
e. Nilai pelanggan
Nilai bagi pelanggan adalah selisih antara nilai total yang dinikmati pelanggan karena memiliki serta menggunakan suatu produk dan biaya total yang menyertai produk tersebut.
f. Kepuasan pelanggan
Kepuasan pelanggan tergantung pada anggapan kinerja produk dalam menyerahkan nilai relatif terhadap harapan pembeli. Bila kinerja atau prestasi sesuai atau bahkan melebihi harapan pembelinya, maka pembeli merasa puas.
g. Pertukaran
Pertukaran adalah tindakan untuk memperoleh barang yang dikehendaki dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalan.
h. Transaksi
Tansaksi adalah perdagangan antara dua pihak, yang paling sedikit melibatkan nilai, persetujuan mengenai kondisi, waktu dan tempat.
i. Hubungan
Hubungan adalah proses menciptakan, memelihara, dan meningkatkan hubungan erat yang semakin bernilai dengan pelanggan dan pihak-pihak yang berkepentingan yang lain.
j. Jaringan
Jaringan terdiri dari perusahaan dan semua pihak pendukung: pelanggan, supplier, distributor, pengecer, agen iklan, ilmuan, dan pihak lain yang bersama-sama dengan perusahaan telah membangun hubungan bisnis yang saling menguntungkan.
k. Pasar
Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan itu.
l. Pemasar dan calon pembeli
Calon pembeli adalah seseorang yang diidentifikasikan oleh pemasar sebagai orang yang mungkin bersedia dan mampu terlibat dalam pertukaran tersebut.
2. Pemasaran Jasa Pendidikan
Pemasaran dalam konteks jasa pendidikan adalah sebuah proses sosial dan manajerial untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan penawaran, petukaran produk yang bernilai dengan pihak lain dalam bidang pendidikan. Secara teoritis, terdapat tiga komponen dasar dalam penerapan pemasaran pendidikan, yaitu:
a. Integrated marketing
b. Create customer satisfaction
c. A profit
Akan tetapi, lebih spesifik lagi bahwa pemasaran memiliki empat aktivitas, yaitu: analisis, organisasi, planning, dan control.
3. Kepuasan pelanggan pendidikan
Kepuasan berasal dari bahasa latin “satis” yang berarti cukup baik, memadai, dan “facto” yang berarti melakukan atau membuat. Sehingga kepuasan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai.
Pembelian atau pemakaian ulang serta mengajak temannya untuk menggunakan produk dan jasa yang dihasilkan pendidikan terjadi karena customer delivered value (nilai yang diterima pelanggan). Secara matematis kepuasan adalah merupakan selisih antara Total Customer Value dengan Total Customer Cost.
Total customer value berarti jumlah segala pengorbanan yang dikeluarkan seseorang untuk memperoleh barang dan jasa. Artinya adalah perbandingan antara pengorbanan waktu, tenaga, dan uang yang dikeluarkan dengan nilai manfaat hasil yang diterima. Secara umum dapat dikatakan bahwa timbulnya ketidakpuasan dari konsumen dikarenakan oleh :
• Tidak sesuai harapan dengan kenyataan yang dialaminya.
• Ketidakpuasaan dalam pelayanan selama proses menikmati jasa.
• Perilaku personil kurang memuaskan.
• Suasana dan kondisi fisik lingkungan tidak menunjang.
• Ongkos terlalu tinggi karena jarak, waktu dan harga terlalu tinggi.
• Promosi tidak sesuai dengan kenyataan.
4. Loyalitas Pelanggan Pendidikan
Loyalitas pelanggan menurut Stackpole adalah kesetiaan pelanggan diukur dengan frekuensi penggunaan atau proporsi penggunaan kembali (re-use) sebuah jasa. Kepuasan pelanggan dalam konteks pendidikan dapat diamati pada perilaku siswa yang melakukan kegiatan rutin, seperti masuk sekolah rutin, pembayaran SPP, dan berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh lembaga setiap harinya.
Keuntungan memiliki sejumlah siswa yang loyal terhadap lembaga sekolah / madrasah adalah memberikan citra bahwa jasa pendidikan yang ditawarkan tersebut dapat diterima dan dikenal oleh masyarakat luas, memiliki reputasi baik, dan sanggup untuk memberikan dukungan layanan dan peningkatan mutu pendidikan.
5. Marketing Mix (Bauran Pemasaran) Jasa Pendidikan Madrasah
Diketahui bahwa madrasah merupakan bagian tak terpisahkan dari system pendidikan nasional. Undang-undang system pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa - pasal 17 ayat (2) – “ pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain sederajat”. Selanjutnya, pada bagian kedua Pendidikan Menengah pasal 18 ayat (3), disebutkan, “Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat.”
Disahkannya UUSPN Nomor 20 Tahun 2003 sebagai ganti dari UUSPN nomor 2 Tahun 1989 merupakan babak baru bagi pendidikan madrasah untuk bangkit, berbenah, meningkatkan mutu dan kualitasnya serta lebih mengenalkan dirinya ditengah-tengah masyarakat.
Peningkatan mutu, kualitas dan kinerja layanan pendidikan adalah tuntutan bagi lembaga madrasah. Dalam konteks pendidikan dasar menengah (Didasmen) untuk memacu pengelola, penyelenggara, dan satuan pendidikan agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam memberikan layanan pendidikan yang bermutu maka ditetapkan Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
Standar Nasional Pendidikan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam peraturan pemerintah ini dijelaskan bahwa Standar Nasional Pendidikan meliputi: 1) Standar Isi, 2) Standar Kompetensi Lulusan, 3) Standar Proses, 4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 5) Standar Sarana dan Prasarana, 6) Standar Pengelolaan, 7) Standar Pembiayaan, dan 8) Standar Penilaian Pendidikan.
Dalam konteks pendidikan, bauran pemasaran (marketing mix) adalah unsur-unsur yang sangat penting dan dapat dipadukan sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan strategi pemasaran yang dapat digunakan untuk memenangkan persaingan.
Bauran pemasaran pendidikan terdiri dari 7 P, yaitu produk, jasa seperti apa yang ditawarkan, harga, strategi penentuan harga, tempat dimana jasa diberikan, promosi, bagaimana promosi dilakukan. Sedangkan unsur 3 P adalah people, kualitas, kualifikasi dan kompetensi yang dimiliki oleh orang yang terlibat dalam pemberian jasa, physical evidence (bukti fisik), sarana prasarana, seperti apa yang dimiliki dan process, manajemen layanan pembelajaran yang diberikan.
6. Langkah-langkah Strategis Pemasaran Sekolah/Madrasah
a. Identifikasi Pasar
Tahapan pertama dalam pemasaran sekolah/madrasah adalah mengidentifikasi dan menganalisis pasar. Dalam tahapan ini perlu dilakukan suatu penelitian/riset pasar pendidikan untuk mengetahui kondisi dan ekspektasi pasar termasuk atribut-atribut pendidikan yang menjadi kepentingan konsumen pendidikan. Termasuk dalam tahapan ini adalah pemetaan dari sekolah lain.
Madrasah berada pada segmen pasar emosional. Pelanggan atau pendaftar ke pendidikan madrasah adalah mereka yang mempunyai keterkaitan religious, orang tua yang alumni madrasah, pernah menempuh pendidikan pesantren, jamaah pengajian atau majlis ta’lim dan masyarakat umum yang sudah melakukan “pertobatan” yang menganggap penting penanaman akhlak, etika religious, dan dasar-dasar agama yang memadai.
b. Segmentasi Pasar dan Positioning
Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang dibedakan berdasarkan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku, yang mungkin membutuhkan produk yang berbeda.
c. Diferensiasi Produk
Diferensiasi adalah strategi memberikan penawaran yang berbeda dibandingkan penawaran yang diberikan oleh competitor. Strategi differensiasi dilakukan dengan menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu pada konsumennya.
d. Komunikasi Pemasaran
Pengelola sekolah hendaknya dapat menkomunikasikan pesan-pesan pemasaran sekolah yang diharapkan pasar. Publikasi yang sering terlupakan, namun memiliki pengaruh yang kuat adalah promosi “mouth to mouth” mulut ke mulut.
e. Pelayanan Sekolah
Pelayanan sekolah terlihat sebagai apa yang diharapkan konsumen. Kesenjangan yang sering terjadi adalah adanya perbedaan persepsi kualitas dan atribut jasa pendidikan.
7. Undang-undang dan Peraturan Pemerintah yang Membahas Tentang Pemasaran Jasa Pendidikan Madrasah
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2003
BAB VI
JALUR, JENJANG, DAN JENIS PENDIDIKAN
Bagian Kedua
Pendidikan Dasar
Pasal 17
(2). Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat.
Bagian Ketiga
Pendidikan Menengah
Pasal 18
(3). Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat.
BAB XV
PERAN MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 54
(1). Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggara dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan.
(2). Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan.
Bagian Ketiga
Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah/Madrasah
Pasal 56
(3). Komite sekolah/madrasah, sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan, tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 19 TAHUN 2005
BAB XV
PENJAMINAN MUTU
Pasal 91
(1). Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan
(3). Penjaminan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan secara bertahap, sistematis, dan terencana dalam suatu program penjaminan mutu yang memiliki target dan kerangka waktu yang jelas.
Read More...
Langkah-langkah penyusunan dan pelaksanaan program pelayanan bimbingan
a. Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling
1) Program bimbingan dan konseling di sekolah meliputi
a) Program harian yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun waktu tertentu dalam satu minggu (dapat dilihat pada lampiran di GP).
b) Program mingguan yaitu, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun waktu satu minggu tertentu dalam satu bulan (dapat dilihat pada lampiran 4).
c) Program bulanan yaitu, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun waktu satu bulan tertentu dalam satu semester (dapat dilihat pada lampiran 3 ).
d) Program semester yaitu, program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun waktu satu semester tertentu dalam satu tahun pelajaran (dapat dilihat pada lampiran 2) .
e) Program tahunan yaitu, program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun waktu satu tahun tertentu dalam satu jenjang sekolah (dapat dilihat pada lampiran 1).
2) Penyusunan Program bimbingan dan konseling Semester
Program semester dalam semester pertama merupakan program awal yang dari satu sisi akan dijabarkan menjadi programprogram bulanan, mingguan dan harian untuk semester tersebut, dan sisi lain hasil-hasilnya akan menjadi tumpuan bagi penyusunan program-program semester berikutnya, yaitu kedua, ketiga, keempat, kelima dan keenam.
b. Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
Konsep dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling berdasarkan pada rencana yang telah dibuat oleh guru pembimbing dari program tahunan, semesteran, bulanan dan mingguan selanjutnya dijabarkan ke dalam program-program harian yang diwujudkan dalam berbagai satuan layanan (SATLAN). Satlan-satlan inilah yang secara langsung dilaksanakan secara tatap muka dengan siswa yang bersangkutan.
Pelaksanaan isi program itu selalu dikaitkan dengan lima tahapan kegiatan layanan bimbingan dan konseling yaitu;
• penyusunan program,
• pelaksanaan program,
• penilaian hasil layanan,
• analisis hasil layanan,
• tindak lanjut.
Penilaian hasil layanan dilakukan dengan memperhatikan prosedur penilaian hasil layanan bimbingan dan konseling , baik bersifat penilaian segera (laiseg), penilaian jangka pendek (laijapen), dan penilaian jangka panjang (laijapang). Untuk setiap jenis layanan, guru pembimbing dituntut untuk melaksanakan kelima tahap tersebut, dan pada setiap akhir semester guru pembimbing melakukan penilaian menyeluruh terhadap hasil-hasil kegiatan bimbingan dan konseling yang ia laksanakan selama satu semester.
Read More...
Bimbingan Karir
a. Pengertian bimbingan karir
Bimbingan karir juga merupakan salah satu bidang dalam bimbingan dan konseling yang ada di sekolah-sekolah. Menurut Winkel (2005:114) bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan kerja atau jabatan /profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapanan pekerjaan yang dimasuki. Bimbingan karir juga dapat dipakai sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus dilihat sebagai bagaian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap pengalaman belajar bidang studi.
Bimbingan karir adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan terhadap individu (siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja merencankan masa depan dengan bentuk kehidupan yang diharapkan untuk menentukan pilihan dan mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah paling tepat sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan tunutan pekerjaan / karir yang dipilihnya (Ruslan A.Gani : 11).
Menurut Herr bimbingan karir adalah suatu perangkat, lebih tepatnya suatu program yang sistematik, proses, teknik, atau layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan, dan waktu luang, serta mengembangkan ketrampilan-ketrampilan mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan karirnya (Marsudi, 2003:113).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir adalah suatu upaya bantuan terhadap peserta didik agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depan sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggungjawab.
b. Tujuan bimbingan karir
Secara umum, tujuan diselenggarakannya Bimbingan Karier di Sekolah menurut, Dewa Ketut Sukardi ialah membantu siswa dalam pemahaman dirinya dan lingkungannya, dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengarahan kegiatan-kegiatan yang menuju kepada karier dan cara hidup yang akan memberikan rasa kepuasan karena sesuai, serasi, dan seimbang dengan dirinya dan lingkungannya.4 Sedangkan, tujuan khusus dari diselenggarakannya bimbingan karier adalah:
• Membantu murid dalam mengembangkan konsep diri.
• Merangsang murid untuk menyenangi berbagai jenis pekerjaan.
• Mengembangkan sikap yang konstruktif terhadap kerja.
• Membantu murid menyadari perubahan-perubahan dunia kerja.
• Membantu murid putus sekolah dan memasuki dunia kerja.
• Membina sikap yang serasi terhadap partisipasi dalam dunia kerja dan terhadap usaha dalam mempersiapkan diri dari suatu jabatan.
• Meningkatkan kemahiran berpikir agar mampu mengambil keputusan tentang jabatan dan melaksanakan keputusan itu.
• Mengembangkan nilai-nilai sehubungan dengan gaya hidup yang dicita-citakan, termasuk jabatan.
• Menopang kemampuan berkomusikasi dan bekerja sama.
c. Teknik-teknik bimbingan karir
Menurut dewa ketut sukardi, penyelenggaraan bimbingan karir yang di berikan disekolah dapat dilakukan melalui beberapa metode-metode, dan berikut penjelasannya:
1) Ceramah dan Nara sumber.
Kegiatan yang dilakukan bersumber dari pembimbing, konselor, guru, maupun dari nara sumber ( pihak dunia kerja ) dalam rangka memberikan penerangan tentang informasi yang lebih banyak tentang pekerjaan, jabatan, dan karier.
2) Diskusi kelompok
Suatu pendekatan yang bercirikan satu keterkaitan pada suatu pokok masalah ( dalam hal ini perencanaan karir ), di mana siswa sejujurnya berusaha untuk memperoleh kesimpulan setelah mendengarkan, mempelajari dan mempertimbangkan pendapat siswa yang lain seacar jujur.
3) Pengajaran unit
Merupakan teknik dalam membantu siswa untuk memperoleh pemahaman tentang suatu pekerjaan tertentu, melalui keja sama antara pembimbing dan guru bidang studi. Namun, dengan pola ini sudah barang tentu perlu adanya jam tersendiri yang khusus di sediakan untuk keperluan keiatan bimbingan karir
4) Karyawisata Karier
Berkarya atau bekerja dan belajar sambil berwisata untuk membawa para siswa belajar dan bekerja pada siatuasi baru yang menyenangkan. Dengan demikian akan tumbuh sikap mengharghai pekerjaan yang diamatinya .
5) Sosiodrama
Suatu cara yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendramatisasi sikap, tingkah laku dan penghayatan seseorang seperti yang dilakukannya dalam reaksi social sehari-hari di masyarakat, sehubungan dengan pekerjaan dan karir.
6) Informasi melalui kegiatan ekstrakulikuler dan intrakulikuler
Pemberian informasi tentang pekerjaan, jabatan, karier, dengan cara mngaitkan dengan mata pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Dalam kaitan ini tipa guru dapat memberikan bimbingan karir pada saat-saat mengajarkan pelajaran yang berkaitan dengan suatu karier tertentu.
7) Hari karier.
Hari-hari tertentu yang di pilih untuk melaksanakan berbagai bentuk kegiatan yang bersangkut paut dengan pengembangan karir. Pada hari tersebutsemua kegiatan bimbingan karir di laksanakan berdasarkan program bimbingan karir yang telah di tetapkan oleh sekolah untuk tiap tahun.
Read More...
Peran Agama dan Peran Psikologi dalam BK
a. Peran Agama
Pendekatan Islami dapat dikaitkan dengan aspek-aspek psikologis dalam pelaksanaan bimbingan konseling yang meliputi pribadi, sikap, kecerdasan, perasaan, dan seterusnya yang berkaitan dengan klien dan konselor.
Bagi pribadi muslim yang berpijak pada pondasi tauhid pastilah seorang pekerja keras, namun nilai bekerja baginya adalah untuk melaksanakan tugas suci yang telah Allah berikan dan percayakan kepadanya, ini baginya adalah ibadah. Sehingga pada pelaksanaan bimbingan konseling, pribadi muslim tersebut memiliki ketangguhan pribadi tentunya dengan prinsip-prinsip rukun iman.
Pada diri counselee juga ada benih-benih agama, sehingga untuk mengatasi masalah dapat dikaitkan dengan agama, dengan demikian pembimbing dan konselor dapat mengarahkan individu (counselee) kearah agamaya, dalam hal ini Agama Islam.
Selanjutnya ditemukan bahwa agama, terutama Agama Islam mempunyai fungsi-fungsi pelayanan bimbingan, konselingdan terapi dimana filosopinya didasarkan atas ayat-ayat Alquran dan Sunnah Rosul. Proses pelaksanaan bimbingan, konseling dan psikoterapi dalam Islam, tentunya membawa kepada peningkatan iman, ibadah dan jalan hidup yang di ridai Allah SWT.
b. Peran Psikologi
Dengan berkembangnya ilmu jiwa (psikologi), diketahui bahwa manusia memerlukan bantuan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya dan muncullah berbagai bentuk pelayanan kejiwaaan, dari yang paling ringan (bimbingan), yang sedang (konseling) dan yang paling berat (terapi), sehingga berkembanglah psikologi yang memiliki cabang-cabang terapan, diantaranya bimbingan, konseling dan terapi.
Pendidikan dalam program bimbingan dan konseling akan membuat konselor paham akan perkembangan dan pertumbuhan individu, perkembangan karir, dan perbedaan budaya. Pemahaman mengenai diri siswa seutuhnya dalam upaya mengembangkan karir membuat bimbingan dan konseling bersinggungan dengan ranah psikologi.
Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku. Memahami psikologi memberikan pemahaman pada konselor mengenai tingkah laku konselee (Priyatno & Anti, 1994). Hal yang berkaitan dengan psikologi dalam bimbingan dan konseling antara lain motif dan motivasi, pembawaan dasar dan pengaruh lingkungan pada tingkah laku, perkembangan individu, belajar, dan kepribadian siswa.
Read More...